RADAR JOGJA – Kabid Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Sleman Novita Krisnaeni menegaskan proses uji laboratorium kasus keracunan karyawan PT. Mataram Tunggal Garment masih berjalan.
Pihaknya juga memastikan hasil uji laboratorium akan keluar rentang waktu seminggu. Sehingga untuk saat ini belum bisa dipastikan penyebab utama keracunan karyawan PT. Mataram Tunggal Garment.
Namun pihaknya telah mengambil sampel makanan pada santap siang milik tiga penyedia jasa kuliner. Mulai dari nasi, lauk, buah hingga pembungkus makanan. Seluruhnya akan dilakukan uji laboratorium secara mendalam.
“Kami belum bisa memastikan makanan mana yang membuat mereka keracunan. Masih nunggu hasil laboratoriumnya dulu agar valid dan bukan asumsi,” jelasnya kepada Radar Jogja, Jumat (6/12).
Kejadian ini menjadi catatan serius bagi Dinas Kesehatan Sleman. Apalagi perusahaan tersebut pernah mengalami kasus yang sama. Terhitung ada dua kasus keracunan yang disebabkan oleh santap siang.
Novita meminta perusahaan menyikapi kasus secara serius. Setidaknya benar-benar memantau santap siang karyawannya. Caranya dengan lebih selektif lagi dalam memilih rekanan penyedia jasa katering.
“Pada kejadian sebelumnya kami sudah memberi masukan ke perusahaan dalam memilih katering. Harus sesuai prosedur, ada speknya dan ada persyaratan untuk kateringnya,” ujarnya.
Direktur Rumah Sakit Panti Nugroho dr. Tandean Arif Nugroho menuturkan ada tambahan pasien pada Kamis sore (5/12). Total pasien akibat keracunan makanan mencapai 107 orang. Seluruhnya berstatus sebagai karyawan PT. Mataram Tunggal Garment.
Walau begitu Arif memastikan seluruh korban dalam kondisi stabil. Setelah mendapatkan perawatan, seluruhnya diizinkan pulang. Termasuk dua karyawan yang sempat menjalani observasi lanjutan.
“Sudah pulang semua tidak ada yang dirawat dan observasi. Gejala masih sama, muntah, mual dan pusing. Sampel susulan sudah kami kirim ke Dinas Kesehatan Sleman. Berupa muntahan para pasien,” jelasnya.
Arif menghimbau agar korban keracunan tidak menutup diri. Jika ada keluhan segera laporkan kepada manajemen perusahaan. Tujuannya agar ada tindak lanjut berupa penanganan medis.
“Dampak keracunan untuk setiap orang berbeda-beda. Ada yang karena daya tahan tubuhnya kuat atau faktor lain. Jangan ragu periksa kalau masih merasa sakit,” pesannya. (dwi/riz)