RADAR JOGJA – Hasil produksi ikan tangkapan nelayan di Bantul masih sedikit. Dalam setahun hanya seribu ton ikan laut ditangkap nelayan.
Plt Kepala Dinas Pertanian Pangan Perikanan dan Kelautan (DP3K) Bambang Pin Erwanta mengatakan produksi ikan laut di Bantul tersebut lebih kecil dibanding Gunungkidul dan Kulonprogo.
Minimnya hasil tangkapan ikan laut itu disebabkan karena Bantul tidak memiliki pelabuhan ikan. Sulit bagi kapal ukuran besar mendaratkan ikan hasil tangkapan.
“Sebetulnya tangkapan ikan laut nelayan di Bantul tinggi. Tapi sebagian besar dibawa kapal besar. Mendaratnya di Pelabuhan Sadeng Gunungkidul. Hasil tangkapan dicatat di sana,” kata Bambang (12/12).
Tempat pelelangan ikan (TPI) di Bantul, di Pantai Depok, Pantai Kuwaru, Pantai Gua Cemara, dan Pantai Samas didominasi kapal kecil. Milik nelayan lokal.
Meskipun tangkapan ikan laut hanya dipasok kapal kecil, Bambang meyakini, target produksi ikan di Bantul sebesar 13 ribu ton masih bisa terpenuhi. Karena pada sektor produksi ikan tawar, Bantul memiliki jumlah petani yang banyak. Ikan air tawar yang jadi unggulan adalah lele, nila, dan gurame.
Hingga saat ini pihaknya berupaya agar target produksi ikan bisa meningkat. Yakni dengan menyiapkan program budidaya ikan bagi masyarakat.
Hal itu didorong tingginya permintaan masyarakat terhadap ikan konsumsi. Salah satu yang cukup besar adalah kebutuhan warung makan di Bantul.
Selama ini, ikan lokal hanya mencukupi kebutuhan ikan sebesar 40 persen. Sisanya didatangkan dari luar daerah.
“Permintaan ikan konsumsi cukup tinggi. Banyak restoran dan warung pecel lele di Bantul. Kami terus berupaya menggenjot produksi ikan di Bantul,” ujarnya. (inu/iwa/rg)