RADAR JOGJA – Tidak hanya pemukiman, di musim penghujan ini kawasan lereng Gunung Merapi juga menjadi perhatian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DIJ. Disebutkan, hampir semua sungai berhulu Merapi memiliki potensi bahaya.
Kepala Pelaksana BPBD DIJ Biwara Yuswantana mengakui kiriman material Gunung Merapi menjadi salah satu prioritas perhatian. Dalam skala tertentu, hujan di kawasan puncak turut menjadi indikasi. Apalagi saat ini proses pembentukan kubah lava masih berlangsung.
“Merapi tetap jadi prioritas kami baik dampak primer maupun sekundernya. Ya salah satunya kiriman material atau akrabnya lahar dingin. Walaupun sesuai informasi BPPTKG, kubah lava masih stabil dan volume relatif tetap,” jelasnya, Kamis (2/1).
Tak hanya pandangan mata, BPBD DIJ juga memanfaatkan Closed Circuit Television (CCTV). Seluruhnya terpasang dari kawasan puncak hingga rute aliran sungai. Fungsinya untuk memantau arah pergerakan dan volume sungai.
Jajarannya juga tengah mengoptimalkan early warning system (EWS). Hampir sama dengan CCTV, pemasangan sistem peringatan dini ini di sepangang sungai yang berhulu Gunung Merapi. Termasuk desa-desa yang berbatasan langsung dengan puncaknya.
“Untuk CCTV saya pastikan jumlahnya memadai. Sehingga bisa terpantau setiap saat. Nah, untuk EWS memang ada yang tidak berfungsi, tapi tetap tercover dengan EWS lainnya. Sudah kami lakukan pendataan dan evaluasi,” ujarnya.
Sementara itu Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta Hanik Humaida tak menampik adanya potensi hujan lahar. Hanya saja dia memastikan konsetrasi material masih kecil. Berdasarkan data terakhir, volume kubah lava mencapai 397 ribu meter kubik.
Walau begitu dia meminta warga sekitar lereng Gunung Merapi tetap waspada. Baik yang berada di kawasan puncak maupun sepanjang bantaran sungai. Jajarannya juga berkoordinasi dengan instansi terkait guna antisipasi potensi bahaya.
“Dilihat dari data saat ini, potensi terjadi kiriman material dari puncak Merapi masih kecil. Ini karena pembentukan kubah lava lambat. Artinya jumlah material di puncak juga tidak terlalu banyak. Beda dengan erupsi tahun-tahun sebelumnya. Tapi warga diimbau tetap waspada,” ujarnya. (dwi/tif)