RADAR JOGJA – Kebutuhan SDM insinyur di Indonesia mencapai 155 ribu per tahun, sementara itu lulusan insinyur di Indonesia saat ini hanya 80 ribu per tahun. Hal tersebut dinyatakan sekretaris Tim Ahli Keinsinyuran Kemenristekdikti Rudy Purwondho saat menghadiri Sumpah Profesi Insinyur dan Kuliah Umum Keinsinyuran Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY), Senin (6/1).
“Hal ini menunjukkan bahwa sangat kurangnya SDM insinyur untuk mengatasi berbagai permasalahan di Indonesia. Ini merupakan peluang besar bagi mahasiswa UMY yang pada kali ini meluluskan 18 mahasiswa,” tambahnya.
Dia berharap ke depannya semakin banyak mahasiswa profesi insinyur di UMY. Agar menjadi bagian terbesar dari SDM insinyur yang dibutuhkan di Indonesia.
Rektor UMY Gunawan Budiyanto mengungkapkan kendala yang terjadi di dunia insinyur Indonesia yakni seringnya terjadi perbedaan pendapat dan masing-masing bekerja secara Individu. Hal tersebut menurutnya membuat permasalahan di Indonesia seperti banjir tidak pernah terselesaikan. Gunawan menggambarkan perbedaan kualitas insinyur Indonesia dengan membandingkan penanganan pasien di Turki, seperti pengalaman yang pernah ditemuinya.
“Berbeda sekali dengan yang pernah saya alami ketika berada di Rumah Sakit Turki. Pasien itu ditangani oleh banyak dokter yang bekerja sama agar pasien cepat terselamatkan, berbeda dengan di Indonesia pasien lebih sering ditangani oleh satu dokter spesialis, begitu juga yang terjadi di dunia insinyur Indonesia,” jelasnya.
“Para insinyur harusnya sering bertemu dalam forum diskusi untuk memecahkan permasalahan yang terjadi di Indonesia,” tambahnya.
Sementara itu Kepala Bagian Akademik, Kemahasiswaan dan Sumberdaya Lembaga Layanan Dikti Wilayah V Tunggul Priyono menilai UMY sudah menyiapkan SDM yang unggul dan islami untuk masa depan.
“Konsep unggul dan Islami itu sejatinya adalah menjadikan manusia seutuhnya. Dalam hal ini UMY juga sudah membekali dengan prinsip 6C yaitu critical thinking, colaboration, communication, creative, caracter, citizen. Itu artinya mulai saat ini UMY sudah mempersiapkan SDM yang unggul dan tidak akan tergantikan oleh mesin di masa mendatang,” tuturnya. (sky/tif)