RADAR JOGJA – Sampah menjadi masalah serius kita bersama. Penumpukan pun terjadi akibat penanganan yang belum maksimal. Sudah saatnya mulai mandiri melakukan pengolahan. Dan ini yang sedang dilakukan Taman Pintar (Tampin) Jogja dalam mengurangi sampah, yakni dengan bantuan lalat tentara hitam (Hermalia Illucens).
Staf Pengembang Tampin Anggi Fanani mengatakan, dulu Tampin membuang sampah sampai 1,2 ton per hari. Saat ini Tampin dapat mengurangi jumlah sampah yang dibuang menjadi maksimal 200-300 kg per hari. Pengurangan yang sangat siginifikan hingga 75 persen.
“Itu sampah yang tidak dapat kami proses seperti plastik, kresek, dan sterofom. Makanya di foodcourt sini penggunaan sampah kresek dikurangi. Kuncinya sampah itu kan di pengolahan,” jelas Anggi kepada Radar Jogja (10/1).
Saat koran ini bertandang ke Zona Pengolahan Sampah Mandiri Tampin, hampir semua sampah yang diproduksi Tampin, khususnya dari foodcourt, diproses di zona ini. Dalam pengolahan ini Tampin memberdayakan larva dari lalat tentara hitam.
“Memang kesannya agak jijik. Cuma ini sangat efektif untuk mengurangi limbah, terutama limbah makanan,” kata Anggi. Dalam satu jam larva di Tampin menghabiskan 10 kg sampah. Yaitu semua sisa makanan yang sifatnya sudah termasak.
Larva lalat dikatakan Anggi, adalah hewan yang sangat rakus. Akan tetapi ketika memasuki masa pra pupa, ia akan berhenti makan dan mencari tempat yang bersih. Selanjutnya ia akan menjadi pupa selama ± enam hari. Lalu menjadi lalat dewasa.
Larva yang telah okupasi akan berhenti makan. Selanjutkan larva akan dipindahkan ke ruang karantina. Di sana akan bermetamorfosis menjadi lalat tentara hitam. “Intinya kami mengendalikan siklus lalat hitam,” kata Anggi.
Pemanfaatan lalat tentara hitam ini memiliki keunggulan. Pertama, sampah dapat tertanggulangi dengan baik. Tidak menimbulkan pencemaran lingkungan. Jika dibandingkan dengan ayam, yang akan memproduksi limbah baru.
Kedua, larva tidak menimbulkan bau. Ketika sampah diberikan, akan langsung dimakan. Sehingga kadar air dari sampah hilang. Bakteri pun tidak berkembang.
Ketiga, larva memiliki kadar protein tinggi. Dapat dimanfaatkan sebagai pakan ikan pengganti pelet. Ini akan mengurangi pembelian pakan ikan. “Sebagian kita tetaskan, sebagian masuk ke kolam untuk pakan ikan,” ujarnya.
Lalat tentara hitam bukan sebagai vektor penyakit. Berbeda dengan lalat di rumah tangga. Lalat ini tidak mau hinggap di sampah. Dan hanya hinggap di buah. (cr2/laz)