RADAR JOGJA – Camat Godean Sarjono mengaku warganya resah dengan keberadaan Toto Santoso di Berjo Kulon, Sidoluhur, Godean. Terlebih setelah sosok tersebut mengaku sebagai raja Keraton Agung Sejagad (KAS). Hampir setiap hari, lokasi kontrakan didatangi oleh warga luar daerah.

Berawal dari ini, warga dan sejumlah perangkat dusun hingga kecamatan mengadakan pertemuan. Intinya adalah warga meminta penghuni rumah kontrakan pindah. Tercatat saat ini ada tujuh penghuni di rumah kontrakan Toto.

“Benar tadi malam (16/1) ada mediasi dan koordinasi antara warga dan penghuni rumah yang difasilitasi perangkat pemerintah. Bukan ultimatum tapi sebuah kesepakatan,” jelasnya, Jumat (17/1).

Faktanya kesepakatan untuk pindah telah muncul. Hanya saja semenjak kasus KAS mencuat, dorongan itu semakin kuat. Bahkan para penghuni memang sudah menyiapkan diri untuk pindah.

Sarjono menuturkan, penghuni rumah diwakili oleh Mursinah. Sosok ini dianggap sebagai penanggung jawab kediaman Toto di Sidoluhur. Camat Godean ini juga membenarkan inisiasi pindah berawal dari pihak Mursinah.

“Intinya surat kesepakatan itu sebelum kami buat dari pihak penghuni kontrakan yang diwakili Bu Mursinah sudah punya inisiatif mau pindah,” ujarnya.

Berdasarkan data Pemerintah Desa Sidoluhur, para penghuni bukanlah warga Godean. Dikuatkan dengan kepemilikan KTP yang berasal dari luar kecamatan ini. Tercatat ada tujuh penghuni yang saat ini berada di kontrakan tersebut.

“Di rumah itu ada tujuh orang tadi malam. Termasuk dua anak dari pak Toto dan Bu Fanni. Satunya umur TK dan satunya SMP. Ada pula dua anak lain tapi anggota kelompoknya itu,” katanya.

Sarjono membenarkan memang ada keresahan di lingkungan masyarakat. Terutama atas aktivitas di kawasan kontrakan Toto. Hampir setiap hari lingkungan tersebut didatangi warga asing.

Keresahan semakin bertambah karena ada aktivitas mencurigakan. Mulai dari ritual yang ditutup dengan alibi syuting film. Hingga kirab manten yang melibatkan ratusan anggotanya.

“Warga itu awalnya tidak masalah karena izinnya hunian dan untuk angkringan. Tapi lambat laun kok nyeleneh. Inilah yang buat warga resah. Kesepakatan semalam, tiga hari ke depan tidak boleh menerima tamu. Kalau ada tamu ditemui di luar rumah,” jelasnya. (dwi/ila)