RADAR JOGJA – Perlahan tapi pasti, cuaca cerah mulai menghilang dari langit Jogjakarta. Sengatan matahari mulai berganti dengan mendung dan derasnya hujan yang turun Selasa siang menjelang sore (21/1). Anomali cuaca yang terjadi selama ini perlahan mulai surut.

Kepala Stasiun Klimatologi (Staklim) BMKG Jogjakarta Reni Kraningtyas membenarkan adanya fakta ini. Berdasarkan pantauan citra satelit, awan penghasil hujan cumulonimbus mulai terbentuk. Walau konsentrasinya belum pekat namun mulai menghasilkan hujan.

“Iya benar beberapa hari ke depan sudah mulai hujan. Perlahan mulai kembali ke siklus normal setelah hampir sepekan cuacanya panas dan terik,” jelasnya, Selasa (21/1).

Kendati demikian turunnya hujan belum konsisten. Intensitas curah hujan masih dalam kisaran ringan hingga tinggi. Reni menuturkan kondisi ini berlangsung beberapa hari ke depan. Hanya saja dia memastikan dominasi cuaca tidak lagi panas dan terik.

Terbukti dengan turunnya hujan Selasa siang hingga sore. Intensitas hujan tergolong sedang hingga lebat. Bahkan di beberapa tempat hujan disertai dengan kilat, petir dan angin kencang. Kondisi ini hampir merata kecuali di wilayah Kabupaten Gunungkidul.

“Hujan memang sudah mulai konsisten tapi tetap fluktuatif. Artinya bisa saja dua hari kedepan hujan lalu keesokan harinya cerah berawan. Lusa hujan lagi dan seterusnya,” ujarnya.

Atas fenomena ini Reni meminta seluruh instansi memantau perkembangan cuaca. Terutama yang terkait dengan pertanian dan perkebunan. Anomali cuaca rentan mengganggu masa tanam petani. Kaitannya adalah kebutuhan air terhadap lahan pertanian dan perkebunan.

“Kami imbau petani terus berkonsultasi kepada dinas terkait. Termasuk memantau perkembangan cuacanya. Jangan terburu-buru menanam varietas tertentu agar tidak gagal masa tanam dan panennya,” pesannya. (dwi/tif)