RADAR JOGJA – Paguyuban Muda Ganesha (MG) bergerak untuk melakukan konservasi alam. Tercatat ada 10 dari 16 kecamatan di Kabupaten Purworejo yang menjadi lokasi konservasi yang dilakukan wadah alumni SMAN 1 Purworejo tersebut.
Penanaman secara simbolis dilakukan di Curug Siklotok, Desa Kaligono, Kecamatan Kaligesing, Sabtu (29/2). Hadir dalam kesempatan itu Bupati Purworejo Agus Bastian, anggota MG dari berbagai tingkatan, dan siswa SMAN 1 Purworejo. Ada pula masyarakat sekitar.
Ketua Umum MG Dwi Wahyu Atmaji mengungkapkan, pihaknya memberikan bantuan sedikitnya dua puluh ribu bibit pohon untuk melakukan penanaman kembali ini. Ada dua jenis pohon utama untuk penyelamatan lahan yang ditanam yakni jati dan gayam.
Selain itu, ditanam pula ada beberapa jenis tanaman buah. Di antaranya, jambu, durian, dan mangga. Penanaman pohon buah diharapkan membantu peningkatan produksi buah di Purworejo.
”Di sini kita pilih untuk membantu pemulihan lahan sehingga saat musim kemarau. Air di curug ini tetap ada sehingga wisatanya juga tetap berjalan,” kata Dwi.
Penanaman pohon ini dilakukan didasarkan potensi bencana alam di Kabupaten Purworejo dinilai sangat tinggi. Bencana yang mungkin terjadi anatra lain tsunami, banjir, longsor, tanah bergerak, kekeringan, dan abrasi.
Data terkait indeks risiko bencana Indonesia terbaru menyebut Purworejo menempati peringkat keempat nasional wilayah rawan bencana secara nasional. Bahkan, Purworejo menempati urutan pertama di Jawa Tengah dengan kelas risiko tinggi.
Berpijak potensi bencana tersebut, langkah pencegahan dan antisipasi wajib dilakukan. Apalagi, saat ini banyak pohon yang berfungsi menjadi pengikat lahan sudah jauh berkurang. Sementara itu, penahan terhadap ancaman tsunami nyaris tidak ada.
Koordinator Bakti Sosial Penghijauan MG Hermawan Wahyu Utomo menyebutkan, bibit pohon yang disiapkan merupakan bantuan dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta Kementerian Pertanian. Penanamannya disebar di sejumlah titik. Bibit dibagikan kepada kelompok-kelompok tani di sepuluh kecamatan.
Dikatakan, bibit pohon yang ditanam mampu menjadi pengikat tanah sehingga konservasi dapat maksimal. “Setelah Siklotok ini, akan dilanjutkan di kawasan Gagak Handoko di Kecamatan Loano,” kata Hermawan.
Bupati Agus Bastian mengungkapkan, Purworejo membutuhkan peran serta banyak pihak. Tak terkecuali para alumni sekolah di Purworejo.
Menurutnya, langkah yang dilakukan MG bisa menjadi contoh bagi alumni sekolah lain. “Bakti sosial penting bagi masyarakat Purworejo. Kegiatan seperti ini menjadi sebuah bentuk jika alumni itu tidak melupakan tempat tinggalnya atau sekolahnya dulu di Kabupaten Purworejo,” kata Bupati. (udi/amd)