RADAR JOGJA – Pasien lanjut usia yang sempat dirawat di RSUP Sardjito akhirnya meninggal dunia. Pasien perempuan berusia 75 tahun tersebut awalnya diduga terpapar corona virus disease 2019 (Covid-19). Selain ada gejala pneumonia juga riwayat perjalanan ke luar negeri tepatnya Arab Saudi.
Tim medis RSUP Sardjito memastikan penyebabnya bukan Covid-19. Berdasarkan pendalaman medis, pasien meninggal akibat sudden cardiac death atau kematian mendadak yang disebabkan oleh jantung.
“Benar pasien yang masuk Senin (2/3), meninggal dunia kemarin (5/3) pukul 11.30. Tapi kami pastikan bahwa penyebab meninggal bukan Covid-19. Hasil uji laboratorium litbangkes juga negatif Covid-19,” jelas Direktur Medik dan Keperawatan RSUP Sardjito Rukmono Siswishanto, Jumat (6/3).
Sebelumnya, pasien ini dirujuk dari RSUD Wirosaban Kota Jogja. Indikasi awal adalah mengalami sesak nafas, demam, batuk dan pilek. Usai dirujuk, pasien langsung ditempatkan di ruang isolasi RSUP Sardjito. Dalam pemeriksaan awal, kondisi fisik pasien tergolong lemah.
Hasil pemeriksaan awal, pasien mengalami kelelahan. Terlebih sebelumnya tengah menjalankan ibadah umrah di Arab Saudi. Untuk meyakinkan hipotesa, tim medis memeriksa sampel darah dan usap hidung. Sampel inilah yang kemudian dikirimkan ke litbangkes.
“Hasil lab pasien untuk status Mers-CoV maupun Covid-19 negatif. Hasil lab baru disampaikan Kamis sore (5/3). Jadi ini bukan kasus Mers Cov atau flu unta maupun Covid-19 atau corona virus,” tegasnya.
Dokter Spesialis Pulmonologi RSUP Sardjito Munawar Gani menjamin pasien lanjut usia tersebut terbebas dari Covid-19. Dokter yang mengangani langsung pasien ini menuturkan, hasil penanganan medis terdapat pneumonia bacterial.
“Disebabkan oleh bakteri klebsiella pneumoniae. Bakteri ini ditemukan dalam sampel dahak pasien,” katanya.
Kondisi pasien sendiri sempat membaik setibanya di RSUP Sardjito. Indikasi demam dan sesak nafas mulai menghilang sejak pertama dirawat. Tanda-tanda vital lainnya juga menunjukan hasil yang positif. Pasien, lanjutnya, bisa berkomunikasi secara normal.
Hanya saja untuk sudden cardiac death memang tak terduga. Kondisi ini bisa berbalik 180 derajad. Dari yang awalnya sehat hingga tiba-tiba masa kritis. Hasil investigasi medis menyebutkan, pasien tersebut ada riwayat penyakit jantung.
“Sangat mendadak dengan waktu yang begitu cepat langsung henti nafas. Dulu pernah punya gangguan jantung. Sehingga dalam kasus seperti ini sangat berisiko untuk kena serangan jantung,” ujarnya. (dwi/tif)