RADAR JOGJA – Penyemprotan disinfektan di berbagai fasilitas umum di Purworejo dilaksanakan sejak Selasa (17/3). Penyemprotan ditujukan untuk meminimalisasi merebaknya Covid-19

Tercatat ada 14 tenaga penyemprotan yang diturunkan. Mereka berasal dari Dinas Kesehatan Purworejo dan Palang Merah Indonesia (PMI) Purworejo.

Penyemprotan kemarin dilakukan di kawasan seputar Alun-Alun Purworejo, Kantor Bupati Purworejo, Setda Purworejo, Masjid Agung Darul Mutaqien, Gereja Protestan Indonesia Bagian Barat (GPIB), dan SMPN 2 Purworejo. Peyemprotan rencananya berlanjut dalam beberapa hari mendatang.

Triyo Darmaji, petugas dari Dinkes Purworejo, mengungkapkan, penyemprotan disinfektan ini berbeda dengan penyemprotan untuk penanggulangan penyakit yang dipicu nyamuk seperti malaria dan demam berdarah. Jenis semprotan yang dilakukan bersifat kabut sehingga tidak meninggalkan bercak di daerah sasaran.

“Alat semprot yang dinkes gunakan sudah khusus. Jadi, keluarnya sudah berupa kabut,” kata Triyo.

Diungkapkan, seluruh tempat sebaiknya disemprot disinfetan. Ini penting sebagai langkah antisipasi untuk menghindari merebaknya Covid-19.

Dinkes Purworejo menyediakan cairan jika masyarakat ingin melakukan penyemprotan. “Jika kami harus menjangkau seluruh wilayah, jelas tidak mungkin. Sebaiknya masyarakat secara mandiri melakukan penyemprotan itu,” imbuh Triyo.

Lebih jauh Triyo mengatakan, masyarakat yang ingin mendapatkan cairan disinfektan itu bisa langsung datang ke kantor Dinkes Purworejo. Dinkes berusaha menambah stok cairan disinfentan tersebut.

Sementara itu, Wakil Ketua PMI Purworejo drg Ernawan Cahyo Winardi mengungkapkan, petugas penyemprotan dari PMI dilengkapi alat pelindung diri (APD) yang memadai. Adapun cairan disinfektan yang digunakan adalah larutan klorin dengan perbandingan dua sendok klorin dicampur dengan lima liter air.

Ernawan meminta masyarakat melakukan sterilisasi secara swadaya di lingkungan masing-masing. Larutan yang digunakan tidak harus klorin. Larutan bisa menggunakan karbol atau detol.

“Masyarakat bisa melakukan sendiri. Tapi, yang harus diperhatikan, harus memakai pelindung diri dan hati-hati,” tutur Ernawan. (udi/amd)