RADAR JOGJA – Di tengah maraknya kasus Covid- 19 atau virus korona, masyarakat diminta untuk tetap waspada terhadap bahaya demam berdarah dengue (DB). Dinas Kesehatan Kulonprogo mencatat, pekan lalu jumlah penderita DBD ada 71 orang. Namun, pekan ini per Kamis (19/3) bertambah menjadi 84 orang.

“Belum ada korban meninggal dunia. Namun, penderita tersebar merata di seluruh wilayah Kulonprogo,’’ kata Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Dinkes Kulonprogo Baning Rahayujati, Kamis (19/3).

Karena itu, masyarakat diimbau untuk meningkatkan gerakan serentak pemberantasan sarang nyamuk (Gertak PSN). Dijelaskan, kenaikan jumlah penderita DBD dipicu faktor cuaca (musim penghujan). Banyak genangan air yang menjadi sarang nyamuk baru.  Kendati belum ada kasus kematian akibat DBD, warga tetap diimau waspada. DBD atau virus dengue ditularkan melalui gigitan nyamuk betina aedes aegypti. “Bisa menyebabkan kematian,” jelasnya.

Menurutnya, rentang waktu inkubasi DBD 4/7 hari. Setelah digigit nyamuk, virus dengue masuk ke dalam tubuh baru mengalami gejala DBD. Selama 4-7 hari itu, virus DBD akan memperbanyak diri di dalam tubuh. “Jadi gejala DBD baru terlihat dalam waktu 4 hingga 7 hari (paling lambat 12 hari),” ujarnya.

Pelaksana Tugas Kepala Dinkes Kulonprogo, Sri Budi Utami menambahkan, gejala klinis pasien DBD di antaranya demam tinggi hingga mencapai sekitar 40°Celsius, sakit kepala berat, nyeri pada bagian belakang mata, muncul bintik-bintuk kemerahan di kulit, mual dan muntah serta nyeri otot dan persendian. “Fase kritis DBD yang bisa menimbulkan komplikasi berbahaya, yakni perdarahan. Jika tidak segera tertangani berisiko kematian,” ucapnya.

Menurutnya, langkah yang paling tepat dan efisien yakni melakukan pencegahan. Gertak PSN menjadi salah satu cara yang paling pas. Contohnya dengan mengubur atau mendaur ulang sampah, menutup seluruh tempat penampungan air, rajin menguras dan membersihkan bak mandi setiap 1 minggu sekali. “Fogging atau pengasapan juga sudah dilakukan, di antaranya di Prembulan Kapanewon Galur, Terbah, (Wates), Brosot (Galur), Sidorejo (Lendah), dan Glagah (Temon),” ujarnya. (tom/din)