RADAR JOGJA – Di tengah mewabahnya virus Covid-19, kebutuhan pangan di Gunungkidul cenderung mengalami penurunan. Diduga, perubahan harga yang terjadi dalam sepekan terakhir karena efek calm down.
Harga minyak goreng stabil. Minyak goreng botol Rp 13 ribu per kg dan minyak tanpa merek Rp 11 ribu per kg. Tepung terigu diangka Rp 8 ribu hingga Rp 10 ribu. Daging ayam potong dan kampung stabil Rp 32 ribu per kg dan ayam kampung Rp 71 ribu per kg.
Lalu untuk komoditas beras jenis IR 1 turun menjadi Rp 11.900 dari sebelumnya Rp 12 per kg, cabai merah keriting Rp 30 ribu per kg, cabai rawit hijau sama di level Rp 35 ribu per kg, dan cabai rawit merah turun jadi Rp 55 ribu per kg, dari sebelumnya Rp 60 ribu per kg.
Kemudian awang merah turun dari Rp 34 ribu per kg menjadi Rp 30 ribu per kg, bawang putih semula Rp 50 ribu per kg kini turun jadi Rp 30 ribu per kg.
”Harga cenderung turun karena sepi pembeli,” kata seorang pedagang pasar Argosari, Wonosari, Sayuti ditemui kemarin (27/3).
Dia menduga mewabahnya virus corona juga turut memengaruhi harga kebutuhan. Orang-orang mulai membatasi diri untuk mendatangi pusat keramaian. Pagi buta biasanya pasar tradisional ramai sekarang berangsur sepi.
Sementara itu, Kepala Disperindag Kabupaten Gunungkidul Johan Eko Sudarto membenarkan, merebaknya virus Covid-19 menurunkan daya beli masyarakat. Akan tetapi secara hitungan persentase masih dihitung. ”Ada penunan transaksi. Untuk ketersediaan atai stok aman sampai dengan Lebaran,” kata Johan.
Berdasarkan koordinasi dengan Bulog, secara umum stok pangan aman. Meski diakui, ada beberapa komoditas ketersediaannya terganggu, seperti komoditas gula pasir. Dalam kesempatan ini pihaknya sekaligus ingin meluruskan kabar yang berkembang mengenai penutupan pasar tradisional. ”Belum ada penutupan. Saya juga menerima pesan berantai mengenai penutupan pasar,” ujarnya. (gun/ila)