RADAR JOGJA – Gunung Erupsi mengalami erupsi untuk keempat kalinya. Terbaru terjadi Sabtu malam (28/3) tepatnya pukul 19.25. Erupsi ini disertai dengan keluarnya kolom asap setinggi 3.000 meter. Arah angin saat terjadi erupsi menuju arah barat.

Berdasarkan seismograf Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Jogjakarta,  amplitude erupsi mencapai 75 milimeter. Sementara untuk durasi berlangsung selama 243 detik.

“Total sudah empat kali dalam dua hari ini. Kalau untuk hari ini ada dua kali erupsi. Sebelumnya erupsi terjadi subuh sekitar pukul 05.21,” jelas Kepala BPPTKG Jogjakarta Hanik Humaida, Sabtu malam (28/3).

Erupsi pertama terjadi Jumat siang (27/3) tepatnya pukul 10.56. Kejadian ini menimbulkan kolom erupsi setinggi 5.000 meter. Imbasnya terjadi hujan abu hingga pasir di sejumlah wilayah. Tepatnya sisi barat Gunung Merapi dan Jogjakarta. 

Letusan kedua, terjadi dihari yang sama tepatnya pukul 21.46. Erupsi dibarengi dengan kolom setinggi 1.000 meter. Erupsi ketiga terjadi Sabtu subuh, tepatnya pukul 05.21. Kejadian ketiga ini memunculkan kolom asap erupsi setinggi 2.000 meter.

 “Ketiga erupsi awal dipicu aktivitas dapur magma. Sehingga menimbulkan akumulasi tekanan gas dari dalam gunung. Sementara untuk yang keempat ini masih didalami,” katanya.

Terkait deformasi tidak ada perubahan secara signifikan. Walau begitu, menjelang letusan terdeteksi adanya fluida yang bergerak ke permukaan. Hanya saja tekanan tidak cukup kuat karena material letusan didominasi oleh gas vulkanik.

Berdasarkan data BPPTKG Jogjakarta terbaru volume kubah lava Gunung Merapi mencapai 291 meter kubik. Data ini merupakan hasil pengamatan visual secara langsung. Berupa pemetaan dengan pesawat nirawak di sekitar puncak Gunung Merapi.

“Kejadian letusan semacam ini masih dapat terus terjadi sebagai indikasi bahwa suplai magma dari dapur magma masih berlangsung,” katanya. (dwi/tif)