PENDIDIKAN untuk semua. Kiranya hal itu menjadi dasar dalam pelaksanaan pendidikan di semua jenjang. Tidak terkecuali pada masa sekarang ini. Masa di mana Indonesia harus “memaksa” rakyatnya untuk melakukan kegiatan apapun di rumah, termasuk juga kegiatan belajar.
Dalam Surat Edaran yang dikeluarkan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan terkait dengan belajar jarak jauh pada masa pandemi ini, kegiatan belajar yang dilakukan peserta didik tidak diwajibkan menyelesaikan tuntutan kurikulum.
Seperti yang disampaikan oleh Oemar Hamalik (2001: 79) bahwa “Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungan dan dengan demikian akan menimbulkan perubahan dalam dirinya yang memungkinkannya untuk berfungsi secara kuat dalam kehidupan masyarakat”. Hal ini semakin memperjelas fungsi pendidikan yang sebenarnya adalah membekali peserta didik untuk dapat menjalankan kehidupan di masyarakat.
Banyak hal yang telah dilakukan pendidik dalam menyikapi masa belajar di rumah ini. Pendidik dapat menggunakan berbagai platform pembelajaran daring yang sudah ditawarkan pemerintah. Peserta didik dapat dengan mudah mengakses platform daring tersebut tanpa berbiaya. Pendidik juga dapat menggunakan berbagai aplikasi yang tersedia sebagai sarana penyampaian bahan belajar untuk peserta didiknya. Kemajuan teknologi sangat membantu dalam masa belajar jarak jauh ini.
Keadaan ini juga melibatkan orang tua peserta didik. Orang tua merupakan salah satu faktor pendukung penting yang sangat berperan dalam belajar jarak jauh yang dilaksanakan di rumah. Selain membantu putra putri mereka belajar, orang tua juga hendaknya memastikan bahwa kedisiplinan tetap harus dilaksanakan di rumah.
Kenyataan di lapangan, tidak semua pendidik mampu menggunakan teknologi secara mandiri. Kalau pun bisa dipelajari, terkadang sinyal yang tidak mendukung akan mengganggu pelaksanaan pembelajaran jarak jauh secara daring.
Faktor lain yang dapat mengganggu pelaksanaan pembelajaran secara daring datang dari peserta didik. Faktor-faktor ini diantaranya adalah tidak tersedianya alat komunikasi yang terhubung dengan internet, tidak tersedianya jaringan internet di tempat tinggal peserta didik, peserta didik tidak mampu menggunakan aplikasi yang ditawarkan guru, alat komunikasi yang digunakan peserta didik tidak mendukung aplikasi yang ditawarkan guru, serta faktor lain yang kiranya akan mengganggu proses pembelajaran secara daring.
Hal tersebut tidak boleh diabaikan. Masa belajar jarak jauh ini hendaknya tidak menjadikan peserta didik bingung karena tidak dapat mengikuti pembelajaran dari guru. Bukan hanya peserta didik. Dalam hal ini, orang tua yang diharapkan dapat membantu putra putrinya belajar di rumah juga akan berpikir bagaimana agar putra putri mereka dapat mengikuti pembelajaran yang disampaikan guru.
Tidak sedikit anak usia sekolah dasar yang merengek untuk meminta alat komunikasi yang terhubung dengan internet agar mereka dapat mengikuti pembelajaran daring. Tidak sedikit pula mereka yang menangis ketika kuota internet habis dan tidak bisa mengirim penugasan. Bahkan ada juga yang meminta ganti ponsel karena ponsel yang sudah dimiliki tidak mendukung fitur yang digunakan guru. Pada saat seperti ini, keluhan dari orang tua tidak hanya mengenai variasi pembelajaran, namun juga faktor pendukung tercapainya pembelajaran.
Guru yang bijak hendaknya mampu memahami kebutuhan dan kemampuan peserta didiknya. Pemberian penugasan melalui berbagai aplikasi sangat bagus untuk mengenalkan peserta didik pada teknologi serta pentingnya penggunaan teknologi pada masa sekarang. Namun, guru juga harus memunyai alternatif pembelajaran jarak jauh jika tidak semua peserta didik mampu mengikuti pembelajaran secara daring.
Panduan belajar yang digunakan antara daring dan luring juga hendaknya tidak terlalu jauh. Hal ini dilakukan agar kesenjangan antarpeserta didik tidak terlalu banyak. Jangan sampai peserta didik yang bisa daring menjadi sangat melejit sedangkan peserta didik yang hanya mampu luring menjadi tertinggal.
Dalam satu panduan belajar, guru dapat menyusun secara daring maupun luring. Penugasan yang diberikan sama, namun yang membedakan adalah cara menggunakan sumber belajar (jika daring sumber belajar dari internet, jika luring dari buku yang sudah dimiliki peserta didik), cara menyampaikan materi (jika daring dapat melalui aplikasi, jika luring bisa difoto kopi), serta cara pengumpulan tugas (jika daring dapat dikumpulkan langsung melalui aplikasi, jika luring dikumpulkan dalam rentang waktu yang lebih lama).
Pemberian penugasan juga tidak hanya sekadar tentang materi pembelajaran, namun lebih kepada pembelajaran bermakna yang dapat membekali peserta didik dalam kehidupan mereka di masyarakat.
Pemberian penilaian pun harus bijaksana. Bagi peserta didik yang tidak menyelesaikan tugas tepat waktu, guru harus benar-benar mengetahui penyebabnya. Hal ini bisa dikomunikasikan dengan orang tua. Jadi, guru tidak langsung memberikan label yang kurang baik jika ada peserta didiknya yang kurang maksimal dalam menyelesaikan penugasan. Untuk itulah komunikasi yang baik antara guru dan orangtua benar-benar diperlukan dalam pembelajaran jarak jauh ini. (ila)
*Penulis merupakan Guru SDN 2 Sukorejo Kabupaten Kendal dan fasilitator nasional program Pintar Tanotofoundation.