RADARJOGJA.CO.ID – Setiap pendirian pabrik baru, pembukaan lahan perkebunan, dan pembangunan mega proyek di tengah masyarakat dapat dipastikan akan memicu terjadi gesekan/konflik. Kebanyakan konflik itu terjadi dipicu minimnya informasi atau buntunya komunikasi antara masyarakat dengan perusahaan/pemerintah. Nah, untuk mencegah terjadinya konflik, kini ada kiatnya yaitu Metode Sistem Pencegahan Dini Konflik.

Metode tersebut merupakan gagasan dari dosen Fakultas Psikologi Universitas Ahmad Dahlan (UAD) Jogjakarta, Dr Hadi Suyono. Metode yang dituangkan dalam buku berjudul Merapat Perdamaian juga telah didaftarkan ke pemerintah sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HAKI).

“Buku ini memberikan panduan bagaimana mencegah konflik sejak dini. Sebab, pada dasarnya konflik itu bisa dicegah sejak sedini mungkin,” kata Hadi di kampus UAD Jalan Kapas beberapa waktu lalu.

Menurut Hadi, setidaknya ada sembilan langkah untuk mencegah konflik di tengah masyarakat. Pertama, menentukan kategori konflik. Jenis konflik amat penting karena sebagai pertimbangan utama menentukan metode dan analisis tindakan sistem peringatan dan respon dini konflik.

Kedua, menemukan indikator dan prediktor konflik. Cara untuk menemukan prediktor dan prediktor konflik dengan cara melakukan penelitian dengan pendekatan kualitatif, wawancara langsung dengan masyarakat dan kajian kepustakaan.

Langkah ketiga yaitu membuat konsep konflik dan prediktor. Maksudnya adalah membuat definisi konflik yang diprediksi akan terjadi kemudian memilih pondasi teori yang akan dijadikan sebagai rujuan.

“Keempat membuat definisi secara operasional konflik dan prediktor yang memiliki arti tunggal dan diterima secara objektif,” beber Hadi.

Kelima membuat formulasi pengumpulan data dengan menggunakan skala. Perancangan skala didasarkan pada hasil konseptualisasi mengenai indikator konflik dan aspek prediktor konflik. Setelah itu melakukan pengambilan data dan melakukan analisis data.

“Kemudian menentukan indeks atas hasil dinamika hubungan variabel atau model. Setelah semua itu dilakukan, langkah terakhir memberikan rekomendasi hal-hal yang paling penting kepada pihak-pihak terkait sebagai pemicu konflik. Dalam rekomendasi juga dijelaskan tingkatan konflik apakah masuk kategori rendah, sedang, dan tinggi,” papar Hadi.

Ia berharap, Metode Sistem Pencegahan Dini Konflik gagasannya ini dapat diterapkan oleh pemerintah, institusi swasta, dan aparat penegak hukum untuk mencegah terjadinya konflik di tengah masyarakat. Apalagi, kini sudah masuk tahun politik jelang pemilihan umum 2019 mendatang.

“Metode ini sebagai panduan ilmiah agar sistem peringatan dini yang dilakukan memiliki akurasi yang baik untuk memprediksi konflik. Sehingga langkah pencegahannya pun bisa akurat dan tidak ada gesekan disetiap kali ada proyek pembangunan yang ada di tengah masyarakat,” ungkap Hadi. (mar)