Menyadari dampak global warming semakin parah, terlebih salah satu pemicunya dunia industri, Jurusan Teknik Industri, Institut Sains & Teknologi (IST) Akprind Jogjakarta mulai mengembangkan kurikulum dan pembelajaran yang ramah lingkungan, green industry.
“Kami mengajarkan mahasiswa untuk membuat sebuah kegiatan industri yang ramah lingkungan, bersih, dan efisien. Mulai dari input, proses, sampai output-nya. Menciptakan alatnya, metode penggunaannya, dan pemanfatan limbah misalnya,” ujar Ketua Jurusan Teknik Industri IST Akprind Endang Widuri Asih Rabu (30/5).
Menurutnya, ilmu Teknik Industri sangat berkaitan dengan kebutuhan sosial masyarakat saat ini. Pasalnya, Teknik Industri merupakan cabang ilmu teknik yang berkenaan dengan pengembangan, perbaikan, implementasi, dan evaluasi sistem integral dari manusia, pengetahuan, peralatan, energi, materi dan proses. “Bisa dikatakan lulusan jurusan ini sangat dibutuhkan dalam dunia industri manufaktur maupun industri jasa,” imbuh Endang.
Ia mencontohkan proses green industry yang telah diaplikasikan pada sebuah UKM pembuat tempe. Salah seorang mahasiswanya membantu metode proses pembuatan tempe yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan air limbah bekas perebusan menjadi pupuk cair.
“Mulai dari input bahan baku yang bersih, perebusan, penyaringan limbah, kemudian dijadikan pupuk cair yang bisa digunakan para petani. Jadi air limbahnya tidak langsung dibuang,” jelasnya.
Dalam proses pembelajarannya, mahasiswa IST Akprind tidak hanya dibekali dengan ilmu eksak saja, namun juga ilmu manajemen industri. Selain itu juga desain dan sistem manufaktur, penanangan sistem kerja dan ergonomi, dsb sebagai modal untuk bisa masuk ke beberapa perusahaan industri.
Terbukti, lulusannya pun dapat bekerja di banyak bidang seperti menjadi PPIC manager, safety engineering, sebagai perancang fasilitas layout, dan sebagainya. Endang mengaku dengan besarnya kesempatan bekerja di dunia industry, juga berdampak pada peminat yang ingin belajar Teknik Industri. Di IST Akprind pendaftar semakin meningkat dari tahun ke tahun, baik D3 maupun S1.
“Terus meningkat, tapi kami batasi karena harus disesuaikan dengan SDM yang ada. Dalam satu ajaran baru kami dibatasi hingga 120 kursi saja,” katanya.
Untuk mendukung keterampilan mahasiswa, jurusan Teknik Industri IST Akprind memiliki sejumlah laboratorium. Seperti Lab Sistem Produksi dan Manufaktur, Lab Analisis dan Perancangan Kerja, Lab Analisis dan Perancangan Bisnis, Lab Simulasi, Statistik, Pemrograman Komputer, Penelitian Operasional, dan lain-lain. Berbagai kegiatan seperti seminar juga sering diikuti mahasiswanya. (ita/laz/mg1)