SLEMAN – Tim Densus 88 Anti Teror Mabes Polri kembali menangkap terduga teroris. Kali ini satu terduga atas nama Arif Suryanto diamankan Sabtu siang (4/8). Densus juga melakukan penggeledahan di kediaman terduga di Dusun Sribit Lor, Sendangtirto, Berbah, Sleman.

Ketua RT 6 RW 13 Wardiyana membenarkan adanya penggeledahan. Dia juga sempat menjadi saksi saat tim Densus 88 melakukan penggeledahan. Dua plastik berisi dokumen turut dibawa oleh tim dari Mabes Polri.

“Tadi saya dijemput oleh beberapa orang saat mau salat Duhur, ngakunya dari Mabes Polri. Ada yang pakai penutup wajah, ada yang tidak. Tadi ada bendel dokumen sekitar dua plastik yang dibawa oleh yang menggeledah,” jelasnya.

Penggeledahan berlangsung selama setengah jam. Dalam kesempatan itu, Wardiyana tidak melihat keberadaan Arif Suryanto. Hanya saja sang istri berada di rumah dan ikut menyaksikan penggeledahan. Berdasarkan informasi yang didapat, terduga terlebih dahulu diamankan.

Arif, lanjutnya, mendiami rumah nomor 59 RT 6 RW 13. Rumah ini berjarak sekitar 200 meter dari kediaman Wardiyana. Rumah tingkat itu berada di tepian sawah dan berjarak 50 meter sisi utara Jalan Raya Wonosari.

Untuk keseharian, Arif tergolong tertutup. Diakui oleh Wardiyana, pria berusia sekitar 40 tahun tersebut jarang bersosialisasi dengan warga. Bahkan ajakan untuk srawung dan mengikuti kegiatan RT tidak pernah digubris.

“Kalau yang pria asli sini, tapi istrinya dari Gresik. Masih keluarga baru, sekitar satu tahun ini menikah. Orangnya memang tertutup dan tidak pernah sosialiasi. Tidak pernah ikut kegiatan lingkungan RT. Kalau berumah di situ pasca Gempa Bantul tahun 2006,” ujarnya.

Berdasarkan data yang dihimpun, Arif Suryanto tercatat pernah bekerja di sebuah toko besi kawasan Karanggayam, Sitimulyo, Piyungan, Bantul. Selain itu juga pernah bekerja di sebuah pondok pesantren di kawasan yang sama.
Radar Jogja sempat mendatangi kediaman milik Arif Suryanto. Mengucap salam beberapa kali, akhirnya pintu dibukakan oleh seorang perempuan. Sayangnya, perempuan yang kemungkinan istri Arif itu enggan memberikan keterangan.

“Jangan diganggu ya, jangan diganggu,” ujar perempuan itu singkat. Sementara itu bibi Arif, Sujilah membenarkan adanya penangkapan. Hanya saja perempuan sepuh yang tinggal di sisi barat rumah terduga itu tidak menyangka.
Dalam keseharian, keponakannya cenderung bersikap baik.

“Ora ngerti. Keponakanku apik mau isuk tasih ketemu, kesehariannya nggih apik. Saben dina ngekei beras, duit, kerep niliki mriki. Kerjone niku pemborong, bojone saking Gresik mulang ngaji teng Seturan,” katanya sambil menangis.

Dikonfirmasi, Kapolda DIJ Brigjen Pol Ahmad Dofiri belum bisa memberikan keterangan. Hanya saja dia mengimbau agar masyarakat meningkatkan kepedulian. Polda DIJ sendiri mengandalkan tiga pilar Bhabinkamtibnas, Bhabinsa, dan kepala desa untuk mengawasai lingkungannya masing-masing.

“Belum, saya belum dapat info yang Berbah. Jika ada yang mencurigakan, langsung dilaporkan, tapi jangan main hakim sendiri,” ujar jenderal bintang satu ini saat ditemui usai menghadiri acara Hari Kesatuan Gerak Bhayangkari 66 di Hartono Mall, kemarin. (dwi/laz/ila)