JOGJA – Pekerjaan pembangunan instalasi pengolahan air limbah (IPAL) untuk pelaku UKM tahu dan batik di Kota Jogja gagal dikerjakan tahun ini. Tidak ada peserta yang mengajukan lelang menjadi penyebabnya. Bahkan ketika dilakukan lelang ulang.

”Sudah dilelang ulang, namun tidak ada peserta yang mengajukan penawaran. Saya pun tidak tahu apa penyebabnya,” kata Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Jogja Suyana, Minggu (12/8).

Menurutnya, pembangunan IPAL untuk pelaku usaha mikro kecil tahu dan batik ini bukan yang pertama. ”Sudah ada beberapa IPAL yang dibangun dan seluruh spesifikasinya pun tidak ada yang sulit,” ungkapnya.

IPAL untuk pelaku UKM tahu dan batik tersebut rencananya dibangun sebanyak tiga unit, masing-masing dua unit IPAL batik di Kelurahan Notoprajan dan satu unit IPAL tahu di Kecamatan Wirobrajan.

Anggaran yang disiapkan untuk membangun IPAL batik sebesar Rp 350 juta, sedangkan untuk IPAL tahu disiapkan anggaran Rp 238 juta.

Mantan Kepala Disperindagkoptan Kota Jogja itu menambahkan pelaku usaha batik dan tahu skala kecil baru mengolah limbah secara sederhana yaitu mengendapkan limbah yang dihasilkan sebelum dibuang. Pembuangan biasanya dilakukan ke sungai terdekat sehingga masih berpotensi mencemari sungai.

”Angka BOD (biological oxygen demand) maupun (COD) chemical oxygen demand bisa saja tidak lagi memenuhi baku mutu,” katanya.

Industri tahu, lanjutnya, menghasilkan limbah organik yang akan mempengaruhi tingkat BOD, sedangkan industri batik bisa menghasilkan limbah kimia yang akan mempengaruhi tingkat COD.

IPAL yang direncanakan dibangun tersebut dinilainya bisa sebagai solusi. ”Limbah dari pewarna kimia yang dihasilkan oleh industri batik bisa mempengaruhi warna air sungai menjadi lebih keruh,” katanya.

Karena gagal lelang, Suyana mengatakan, akan melaporkannya ke pemerintah pusat karena sumber dana yang akan digunakan untuk membangun IPAL tahu dan batik berasal dari dana alokasi khusus (DAK).

”Kami akan laporkan dulu untuk memperoleh tanggapan dari pemerintah pusat bagaimana kelanjutannya,” tuturnya. (pra/ila/mg1)