MAGELANG- Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) adalah sebuah organisasi kemasyaratan pemuda di Indonesia yang berafiliasi dengan Nahdlatul Ulama (NU). Ansor lahir di tengah pergolakan untuk menegakkan NKRI. Semangatnya adalah perjuangan untuk kemerdekaan di sebuah negeri yang beraulat dan berkeadilan.

Persatuan dan keamanan menjadi titik penting di sebuah negara. Karena hanya di dalam negeri yang amanlah warganya bisa menjalankan syariat dengan baik. “Maka ini menjadi rujukan bagi kami kenapa Ansor tanpa ragu untuk mengatakan NKRI harga mati,” kata Ketua PW Ansor Jawa Tengah H Sholahudin Aly saat pelantikan Pengurus Anak Cabang GP Ansor Borobudur, di Balai Desa Karangrejo, Borobudur, Selasa malam (28/8).

Sebagai sebuah gerakan kemerdekaan, Ansor mengalami beberapa evolusi sejarah, mulai dari Subhanul Wathon sampai lahirnya Anak Nahdlatul Ulama, dan akhirnya GP Ansor yang dikukuhkan di Muktamar Banyuwangi 1934. GP Ansor lahir 11tahun sebelum kemerdekaan RI, sebagai penerus yang diwariskan pendahulu. ”Bahwa negara ini didirikan di atas keragaman agama dan suku bangsa,’’ tuturnya.

Ketua PW GP Ansor Jawa Tengah Periode 2017-2021 menegaskan, sejarah harus dipahami betul mengingat NKRI ini temasuk negara yang paling kompleks di dunia. Dari segi keragaman suku ada 17 ribu suku, ada sekian banyak dialek bahasa, dan ada 17 ribu pulau di Indonesia. Betapa besarnya Indonesia yang diikat dalam NKRI, dalam hal ini tidak hanya dirumuskan oleh orang-orang biasa tetapi melibatkan para alim ulama khususnya dari NU seperti ada Wahid Hasyim yang menjadi salah satu tokoh perumusan kemerdekaan RI.
”Artinya dari awal para masayet kiai dengan kearifannya ketika merumuskan NKRI, Pertimbangan agama pastilah melekat dalam setiap keputusan. Tidak mungkin para kiai melepaskan diri dari ajaran agama yang dipegang, apalagi mereka bukan sekadar kiai biasa tetapi maha guru,” jelasnya

Tidak mengherankan kalau negara lain seperti Suriyah, Mesir, Yamman, Irak, Iran, dan Kuwait belajar kepada Indonesia tentang bagaimana cara mengatur menjadi negara yang aman. Di sejumlah negara setiap harinya perang sudah menjadi biasa. Bagaiman mau tenang kalau masjid pun menjadi sasaran bom, ulama menjadi sasaran. “Betapa gelisahnya mereka,” ujarnya.

Koordinator acara M Abdul Choliq menambahkan, kegiatan itu berdasarkan hasil Konferensi PAC GP Ansor Kecamatan Borobudur, beberapa waktu lalu. Dilanjutkan rapat pleno Tim Formatur Pembentukan Pengurus PAC GP Ansor Kecamatan Borobudur, masa bakti 2018-2020.

Setelah melalui proses dan tahapan yang diperlukan, termasuk prasyarat calon harus sudah mengikuti Pendidikan Kader Dasar (PKD) GP Ansor dan prasyarat lain sebagaimana ketentuan AD/ART GP Ansor Pasal 26, secara aklamasi M Rofi’uddin Zuhri untuk kedua kalinya terpilih kembali menjadi ketua dan sekaligus menakhodai PAC GP Ansor Borobudur untuk tiga tahun ke depan. (dem/din/mg1)