SLEMAN – Dari pos ronda dan rumah-rumah warga, Tugiyatno sudah mulai memperkenalkan diri. Juga berdiskusi dan belajar bersama mengenai politik dan manfaatnya bagi masyarakat.
Hal itu sudah dimulainya dari keluarga besarnya sejak Lebaran lalu. Berkecimpung di politik dan maju sebagai calon legislatif (caleg) adalah perkara baru bagi perajin kerajinan dari Tegalweru, Tepus, Gunungkidul tersebut.
Lulusan Sekolah Pendidikan Guru yang memilih wiraswasta itu berangkat dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Giyat, sapaan akrabnya, akan bertarung merebutkan kursi DPRD Gunungkidul daerah pemilihan (Dapil) IV.
“Gunungkidul itu punya potensi luar biasa. Pemberdayaan sumberdaya manusia dan kekayaan alamnya jika dapat dimaksimalkan akan bermanfaat kemaslahatan orang banyak,” ungkapnya saat Morning Tea with The Candidate di Kantor Radar Jogja, Rabu (12/9).
Namun kadang, masukan warga sejak musyawarah dusun dan desa perlu dikawal hingga menjadi kebijakan di kabupaten. Sehingga program bisa diperjuangkan dan dapat dilaksanakan di masyarakat.
“Yang punya kapasitas adalah anggota dewan. Bisa terkoneksi. Ada kerja sama agar pembangunan selaras dan bermanfaat,” tuturnya.
Di samping itu, kondisi kekeringan yang kerap melanda daerahnya juga menjadi perhatiannya. Seperti di Tepus, Paliyan, Rongkop, dan Girisubo. Jika datang musim kemarau, akan kekurangan air.
“Selama ini disuplai dengan tangki. Perlu dicari solusi. Kami menyakini masih ada sumber air yang bisa dimaksimalkan untuk mencukupi kebutuhan,” ungkapnya.
Sebagai debutan, proses pencalegannya tidak dijadikan beban. Upaya dilakukan step by step dengan senang gembira. Tanpa ada tekanan agar tetap enjoy. Harapannya jika tidak ada beban, termasuk politik uang, juga ketika menjadi anggota tidak akan terbebani.
“Tapi tetap punya strategi agar dapat simpati agar bisa terpilih. Target sekitar tujuh ribu suara,” jelasnya. (riz/ila)