SLEMAN – Tinggal di daerah utara Sleman, Syoferli Darma Putra, 44, menilai potensi desa untuk dikembangkan menjadi destinasi wisata cukup terbuka. Seperti daerah Tempel yang dikenal memiliki banyak kebun salak. Jika dapat dioptimalkan, masyarakat bisa mendapatkan dua keuntungan dari sisi ekonomi dan pariwisata.
“Saya tinggal di Padukuhan Canggal Merdikorejo, Tempel. Dari beberapa obrolan ketika ronda atau kumpul warga, kadang muncul keluhan tentang kesenjangan ekonomi, pendapatan, dan kebudayaan,” kata caleg Partai Solidaritas Indonesia yang maju DPRD Sleman itu Morning Tea with The Candidate di Kantor Radar Jogja, Selasa (25/9).
Ferli, sapaannya, mengatakan, perekonomian, budaya lokal dan wisata bisa diangkat dengan memaksimalkan program desa wisata. Tentunya dengan perhatian pemerintah untuk mendampingi warga.
“Dengan adanya desa wisata bisa menjadi sumber ekonomi masyarakat, sebab tidak bisa jika hanya mengandalkan dari kebun salak,” tuturnya.
Menurut caleg Dapil Sleman, Tempel, dan Turi itu paket wisata bisa ditawarkan dengan edukasi penanaman, pembibitan, dan kunjungan ke kebun salak. Jika suasana pedesaan masih asri dan nyaman, wisatawan menurutnya menarik menjajal pengalaman wisata agro.
“Sudah ada beberapa dusun yang memulai dengan swakelola warga. Ada kebun salak untuk diskusi, pondok gazebo di lingkungan yang masih asri,” beber Ketua DPD PSI Sleman itu.
Termasuk jika nantinya dipercaya duduk di DPRD Sleman, pria kelahiran Jambi, 4 September 1974 itu akan konsen di bidang ekonomi. Selain sejalan dengan visi misinya, juga sesuai dengan latar belakangnya sebagai pengusaha di bidang jasa konstruksi.
Meskipun sebagai pendatang baru, Ferli optimistis bisa mendapatkan kepercayaan pemilih. Menurutnya, posisi aman mendapatkan satu kursi mengantongi sedikitnya 10 ribu suara. Jumlah tersebut akan menjadi tantangan yang coba dihadapi dengan kerja keras.
“Segmentasi PSI memang partai anak muda, namun semua kami rangkul, petani, dan remaja Tempel dan Turi yang semangat kami ajak mengangkat desanya bersama-sama,” katanya. (riz/ila)