SLEMAN – Banyak keresahan yang mendorong Nono Karsono maju menjadi calon legislatif (caleg). Pria 41 tahun tersebut menjadi caleg DPRD DIJ daerah pemilihan (Dapil) IV Kabupaten Sleman, meliputi Depok dan Berbah.

Dari sekian banyak keresahannya, beberapa masalah menjadi sorotan utama. Misalnya keprihatinan Nono terhadap lunturnya nilai-nilai kesopanan pemuda zaman sekarang. Menurutnya, hal itu tidak bisa diabaikan.

“Mungkin itu hal sepele, tapi kalau dibiarkan bisa berdampak besar,” ujar pria yang maju dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) tersebut.

Lebih dari itu, Nono merindukan bangkitnya nilai-nilai luhur Nusantara di kalangan pemuda. Di matanya, kini para pemuda tak hanya diserang oleh narkoba, tapi juga teknologi. Pesatnya perkembangan teknologi dan media sosial dinilainya telah melunturkan nilai-nilai luhur tersebut.

Pudarnya rasa cinta para pemuda terhadap kebudayaan Jawa, khususnya di Jogja, juga tak luput dari perhatian Nono. Dia ingin masyarakat, terlebih orang tua, menggalakkan kembali pentingnya penggunaan bahasa Jawa. Nono tak mau kebudayaan Jawa hilang layaknya budaya Betawi di Jakarta.

Selain masalah nilai-nilai budaya di Jogja, ayah empat anak ini juga menyoroti perihal moral pemuda. Nono melihat kondisi Kabupaten Sleman yang sedang berada pada masa transisi.

“Sleman ini dibilang kota juga belum, tapi dibilang desa juga tidak,” tutur pria yang lahir di Karawang tersebut.

Kondisi masyarakat transisi di Kabupaten Sleman memunculkan masalah-masalah lain. “Kriminalitas, kasus hamil di luar nikah, miras, hingga karakter masyarakat yang cenderung amoral,” jelas Nono.

Oleh sebab itu, dia berharap ada agen perubahan yang muncul dari kalangan milenial. Isu-isu di masyarakat tersebut yang menjadi dasar bagi Nono untuk menyusun visi dan misinya. Dia pun berharap bisa mewujudkannya melalui beragam program jika kelak terpilih sebagai anggota dewan.

Sementara itu, PSI dipilih Nono sebagai kendaraan untuk mencapai visi dan misinya. Baginya, PSI adalah partai yang punya spirit bagus, bersih dari korupsi, dan diisi oleh generasi milenial. Meski baru kali pertama dia mencalonkan diri sebagai caleg, tapi keluarga Nono mendukung penuh keputusannya. “Berkat restu ibu saya lah, saya berani untuk terjun sebagai caleg,” tuturnya. (cr9/ila)