JOGJA – Memperingati 47 Tahun Teater Alam, anggota Teater Alam lintas generasi berencana menggelar lakon ”Montserrat” karya Emmanuel Robies di Concert Hall Taman Budaya Yogyakarta (TBY), pada 8 Desember 2018.

Selain itu juga sedang disiapkan buku Trilogi Teater Alam, yang terdiri dari Buku Biografi Azwar AN, Buku Sejarah Teater Alam, dan Buku Testimoni dari anggota Teater Alam lintas generasi, maupun dari orang-orang yang pernah bersinggungan dengan Bang Azwar dan Teater Alam.

Sutradara naskah Montserrat Puntung CM Pudjadi, yang didampingi Meritz Hindra dan Daru Maheldaswara sebagai asisten, mengungkapkan, sementara ini yang dipercaya memerankan Monserrat, adalah Daning Hudoyo.

Meritz Hindra menjadi Kolonel Izquierdo (orang kepercayaan Kapten Jenderal Monteverdo), Dinar Setiyawan sebagai Kapten Morales, Eddy Jebeh menjadi Kapten Zuazola, Daru Maheldaswara sebagai Kapten Antonanzas. Sedangkan Gege Hang Andhika menjadi Saudagar, Anastasia Sri Hestutiningsih sebagai Ibu, Udik Supriyanta memerankan Aktor bernama Juan Salcedo Alvares, Giri MC menjadi Pembuat Poci, MN Wibowo sebagai Ricardo, dan Dina Mega memerankan Elena.

”Montserrat” berlatarbelakang perang kemerdekaan rakyat Venezuela melawan penjajah Spanyol, dalam rangka mewujudkan negara Columbia yang merdeka. Rakyat Venezuela dipimpin oleh Simon Bolivar, dan Spanyol dipimpin Kapten Jenderal Monteverdo. Montserrat, sebagai Kapten tentara kerajaan Spanyol, ternyata berkhianat menyembunyikan Simon Bolivar yang sedang dikejar-kejar pasukan kerajaan Spanyol.

”Lakon Montserrat lebih menitikberatkan proses interogasi yang dilakukan Kolonel Izquierdo, yang dibantu Kapten Morales, Kapten Zuazola, dan Kapten Antonanzas terhadap Kapten Montserrat,” ujarnya.

Sajian ini, diharap mampu menjadi ajang kangen-kangenan para anggota Teater Alam lintas generasi yang masih ada. Sekaligus sebagai ajang uji apakah para pemain tua masih mampu menyuguhkan pertunjukan yang menarik sehingga mampu menjadi teladan bagi generasi masa kini.

Artistik pementasan kali ini ditangani langsung oleh Art Director Palgunadi Poespawijaya dan Tatang Maruto Paksi, yang dibantu oleh beberapa anggota yang tidak terlibat dipemeranan, dan juga oleh anggota DTY yang dianggap sebagai anak-cucu Teater Alam. (ila)