JOGJA – Dicemooh tetangga hingga beberapa teman terdekat. Itu di antara pengalaman pahit ketika Wahyu Tunggal Yuliantoro ingin mengubah nasibnya. Persisnya saat pria 49 tahun itu bergabung menjadi driver mitra Go-Jek. Orang-orang di sekelilingnya itu kompak mencibir.
”Yang namanya rintangan pasti ada,” tutur Wahyu Tunggal Yuliantoro menceritakan pengalaman pribadinya ketika mendaftar sebagai driver mitra Go-Jek pada 2015 silam.
Sebagai tulang punggung keluarga, Pak Bhe, sapaan Wahyu Tunggal Yuliantoro, sadar betul keputusannya penuh dengan risiko. Pekerjaan lamanya sebagai tukang ojek pangkalan di Stasiun Tugu yang telah ditekuninya selama delapan tahun harus ditinggalkan. Apalagi, usaha yang dirintis istrinya, Arena berulang kali gagal. Membuka warung penyetan, burjo, hingga jual gorengan pernah dilakoninya.
”Anak-anak masih sekolah. Semuanya butuh biaya,” ucap bapak tiga anak ini menyebut di antara beban yang harus ditanggungnya.
Namun, di balik keputusannya itu, Wahyu menyimpan optimisme tinggi. Dia yakin berlabuh sebagai driver mitra Go-Jek bakal mengubah jalan hidupnya.
Seiring waktu berjalan, Wahyu mulai memetik satu per satu buah keyakinannya. Wahyu bersama istrinya merintis warung makan. Namanya Warung Ayam Geprek, Sop & Rica+Rica Ceker Mas Enan. Modalnya dari pendapatan sebagai driver mitra Go-Jek.
”Itu (warung makan, Red) dibuka pada 2016,” ujar Wahyu ditemui di salah satu warungnya, di Jalan Kp. Jogoyudan No.810, Gowongan, Jetis, Selasa(19/3).
Ya, Wahyu saat ini memiliki tiga warung makan. Sebagai driver mitra, Wahyu paham betul dengan berbagai peluang yang ditawarkan Go-Jek. Salah satunya, Go-Food. Dalam layanan inilah Wahyu kemudian memasukkan berbagai menu warung makannya. Dari layanan ini pula, warung makan pertamanya yang dikelolanya berkembang.
”Saya kemudian membuka pecel djoego khas Blitar, Jawa Timur dan oseng-oseng ceker mercon,” kata Wahyu mengungkapkan tiga rumah makan miliknya juga menjadi base camp beberapa driver.
Tetangga, teman, hingga orang-orang dekat boleh mencibir. Namun, Wahyu telah menunjukkan bahwa keputusannya tepat. Tingkat perekonomiannya naik. Terutama sejak bergabung dengan Go-Food.
Cerita Wahyu yang dulu punya satu unit sepeda motor dan kerap bergantian dengan anaknya juga telah berganti. Kini, Wahyu tidak hanya memiliki beberapa unit sepeda motor dan kendaraan roda empat. Melainkan juga rumah yang kini tempat tinggal.
”Kebetulan anak pertama jadi driver Go-Car. Lalu, anak kedua jadi driver Go-Ride. Sedangkan si kecil masih sekolah dan membantu ibunya di rumah,” tuturnya semringah.
Dengan pengalamannya ini, Wahyu sering memotivasi rekan-rekan driver-nya. Dia mengajak mereka untuk ikut memanfaatkan berbagai peluang yang ditawarkan Go-jek. Salah satunya, Go-Food.
”Harus berkembang. Jangan demo-demo saja yang diikuti,” pesannya.
Arena menambahkan, berbagai menu yang ditawarkan warung makannya tidak jauh berbeda dengan lainnya. Yang membedakan adalah rasa dan ukuran.
Harganya juga terjangkau. Rata-rata Rp 10 ribu. ”Ukuran ayam geprek kami besar. Tidak hanya berisi tepung. Rasanya juga banyak yang bilang enak,” tambahnya.
Meski telah memiliki tiga warung makan, Arena bersama sang suami tetap berencana mengembangkan bisnisnya. Dengan membuka beberapa cabang.
”Kami juga sedang merintis warung makan baru. Menunya yamie,” katanya. (ita/zam/mg2)