JOGJA – Menjalani hidup yang keras dan penuh keprihatinan menjadi cerita kelam Endang Aprilianti, 30, sebelum dirinya bergabung menjadi mitra GOJEK. Bekerja sebagai kernet metro mini di Jakarta, menjadi terapis, kuli bangunan, hingga membuka angkringan pernah dijalani ibu 2 orang anak ini.

“Merantau ke Jakarta sejak 2006 sampai 2010, kerja di toko buku sambil jadi kernet. Lalu tahun 2011 saya kembali ke Jogja dan bekerja sebagai terapis,” cerita wanita yang akrab disapa April ini.

Tak bertahan lama, April hanya bekerja selama 4 bulan karena difitnah seseorang sebagai pengguna sabu-sabu. Sebagai single parent, ia mempunyai tanggungjawab menghidupi putrinya kala itu. April pun rela bekerja sebagai kuli bangunan sekitar satu bulan.

“Setelah itu saya menikah lagi dan mulai membuka online shop produk herbal dan pakaian. Dari situ ada modal lebih saya buka toko butik dan kue kering di Solo. Sayangnya tidak bisa dilanjutkan karena persaingan pasar,” ungkapnya.

Tahun 2015 ia kembali ke Jogja,  membuka angkringan dan nasi pecel di daerah Sosrowijayan. Ia juga membantu suaminya menjalankan bisnis tour travel di lokasi tersebut.

Awal 2016 April mulai bergabung dengan GOJEK. Kala itu mitra masih sedikit, pendapatan April dari hasil narik penumpang pun terbilang banyak.

“Pas gabung sama GOJEK itu saya belum full nariknya. Cuma pagi sampai siang, sorenya jualan tahu bulat. Sempat juga kerja jadi caddy di lapangan Golf sambil jadi driver GOJEK tapi hanya sebentar karena setelah dihitung-hitung lebih banyak pendapatan dari GOJEK,” cerita April.

Tak sampai di situ, April menerima tempaan lagi dan mengharusnya ia bekerja lebih keras karena usaha tour travel milik suaminya anjlok di tahun akhir 2018 dan tidak bisa mencukupi kebutuhan keluarga.

Wanita berparas ayu ini sampai rela “ngalong” atau narik sampai malam hari untuk mendapatkan penghasilan yang lebih banyak.

Ketika driver lain memilih istirahat ketika poin sudah tercapai, April tetap melanjutkan mengaktifkan akunnya dan menerima orderan penumpang hingga malam hari.

“Kalau tutup poin kan cuma sampai 20 ya, saya ngalong itu bisa dapat 30-40 poin seharinya. Jadi lebih banyak hasilnya,” imbuhnya.

Sosok April ini memang layaknya Srikandi. Tak pernah memilih-milih orderan yang ia dapat. Pernah ia menerima orderan GO-SHOP yang cukup jauh jaraknya dengan pemesanan 100 roll kain yang beratnya sekitar 48 kg.

Banyak driver pria yang enggan mengambil orderan dengan jarak dan pemesanan yang merepotkan. Namun April memilih untuk mempertahankan performanya demi kinerja yang maksimal.

Tak dipungkiri, tanggungan bulanan yang harus dipenuhi April tidaklah sedikit mulai dari kebutuhan anak-anaknya, biaya sekolah, membayar cicilan rumah, sampai asuransi.

Namun berkat usaha kerasnya tersebut, kini April bisa mempunyai rumah dan mencukupi kebutuhan keluarga. Banyak kawan-kawan sesama driver mengapresiasi kerja keras April selama ini.

Dirinya juga tak lupa untuk beramal dan melakukan kegiatan sosial kemanusiaan untuk masyarakat. Bahkan ia mengajak teman-teman driver lain untuk membantu warga terdambak banjir dan longsor di Imogiri, Bantul. (ita/mg2)