KULONPROGO – Pantai selatan Jawa kembali makan korban. Kali ini terjadi di Pantai Congot, Temon, Kulonprogo. Dua pelajar SMPN 2 Temon hilang terseret ombak saat bermain air, Jumat(21/3). Yakni Okta Syahrozi Ilham, 13, dan Muhammad Nizar, 12. Keduanya siswa kelas satu. Okta adalah warga terdampak pembangunan New Yogyakarta International Airport (NYIA) yang kini tinggal di Janten. Sedangkan Muhammad Nizar berdomisili di Palihan.
Kapolsek Temon Kompol Setyo Hery Purnomo mengungkapkan, peristiwa nahas itu bermula ketika korban bersama enam teman lainnya bermain motocross dan mencari undur-undur sekitar pukul 16.00. Saat itu ombak tak begitu besar. Mereka pun tertarik untuk mandi. “Dua korban hilang tergulung ombak karena terlalu ke tengah,” ujar Hery menyitir keterangan teman-teman korban.
Teman-teman korban sempat mengingatkan mereka agar tak bermain air terlalu ke tengah. Namun keduanya nekat. Bahkan tak menghiraukan peringatan teman-teman mereka. “Hingga saat ada ombak besar menyeret keduanya ke tengah dan tenggelam,” katanya.
Berdasarkan keterangan saksi, lanjut Hery, kedua korban sebenarnya jarang bermain di laut. Mereka ikut ke pantai justru karena ajakan teman-temannya.
Hingga tadi malam kedua korban belum ditemukan. Pencarian oleh tim SAR, Basarnas, dibantu aparat TNI/Polri belum membuahkan hasil. Lokasi pencarian difokuskan di sekitar tempat kejadian perkara. Yakni di selatan Bayeman, Janten. Diperluas ke sisi barat dan timur. “Kami akan terus berupaya mencari korban sampai ketemu. Dalam kondisi apa pun,” tegasnya.
Koordinator Satlinmas Rescue Istimewa Wilayah V Pantai Glagah Aris Widiatmoko mengatakan, ketika tergulung ombak Okta mengenakan celana jins panjang hitam tanpa baju. Sedangkan Nizar bercelana pendek hitam dengan kaus abu-abu. “Ombak masih tinggi tak memungkinkan pencarian dengan perahu. Tapi kami tetap akan mencari kedua korban,” katanya.
Sementara itu, paman Nizar, Budi Setro, sangat berharap keponakannya bisa segera ditemukan. Dia mengaku sangat terpukul dengan musibah itu. Terlebih Nizar hanya tinggal serumah dengan ibu dan tiga saudaranya. “Ayahnya kerja di Malaysia,” ungkap Budi.(tom/yog/mg2)