JOGJA – Persoalan di Pasar Seni dan Kerajinan XT Square seakan tak ada habisnya. Yang terbaru sebanyak 20 pedagang yang berjualan di kawasan kuliner outdoor XT Lane mengadu ke kantor Forum Pemantau Independen (Forpi) Kota Jogja. Mereka mengeluhkan tarif sewa kios yang naik.
Dengan alasan kondisi di XT Square yang masih sepi, mereka menolak kenaikan tarif sewa. Bahkan para pedagang justru meminta tarif diturunkan. Manajemen XT Square menetapkan harga sewa baru Rp 1 juta per bulan, dari sebelumnya Rp 850 ribu per bulan. Kenaikan sewa bersifat dadakan dan tidak ada komunikasi antara manajemen dengan
“Kami diancam, kalau tidak bayar ya keluar. Bayarnya sebelum tanggal kontrak jatuh tempo 31 Maret. Tapi kami harus sudah membayar dua minggu sebelumnya, ada denda kalau terlambat membayar yaitu 50 ribu dalam sehari,” keluh salah seorang pedagang di XT Lane David Doko saat mengadu ke kantor Forpi Kota Jogja Senin (25/3).
Pedagang yang berada dikawasan XT Lane meminta harga sewa tetap bertahan. Bahkan ada pedagang yang meminta menurunkan dibawah harga sewa yang saat ini yakni sebesar Rp 850 ribu. “Jika dinaikan terbilang mahal karena dihitung satu tahun, maka harga sewannya Rp 12 juta belum termasuk biaya listrik dan air,” kata penjual empek-empek dan siomay itu.
Koordinator Forpi Kota Jogjakarta, Baharuddin Kamba saat menerima aduan pedagang, mengaku akan segera menemui manajemen XT Square. Sekaligus memantau kondisi pasar seni di bekas terminal bus Umbulharjo itu.
Hasilnya akan segera direkomendasikan ke Wali Kota Jogja. Diantaranya dengan mempertemukan manajemen BUMD Kota Jogja dengan pedagang. “Keluhan dan keberatan para pedagang tersebut perlu segera ditanggapi oleh Pemkot Jogja sebagai bentuk kepedulian pemerintah terhadap pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menegah,” kata Kamba.
Dikonfirmasi terpisah Direktur Utama PD Jogjatama Vishesha selaku pengelola XT-Square Muhammad Verga Prabowo Agus menolak untuk berkomentar terkait keluhan pedagang. Dirinya meminta wartawan untuk datang langsung ke kantor manajemen. (cr8/pra/mg1)