MAGELANG – Kota Magelang memasuki angka 1.113 tahun, Kamis (11/4). Upacara memperingati hari jadi pun digelar di halaman depan Kantor Pemkot Magelang. Tidak banyak yang berbeda dengan apel pagi atau upacara lainnya, selain adanya penyerahan piagam penghargaan kepada tiga pemenang ajang kreativitas dan inovasi (Krenova) Kota Magelang 2019.
“Segala pencapaian dan prestasi ini merupakan buah kerja keras kita semua, kolaborasi aktif antara pemerintah dan elemen masyarakat. Semangat berprestasi inilah yang harus terus kita jaga,” kata Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito dalam upacara ini.
Menurut Sigit, Hari Jadi Ke-1.113 merupakan momentum untuk bermuhasabah atau interospeksi diri segala sesuatu yang telah terjadi di Kota Magelang tahun sebelumnya. Selanjutnya merekonstruksi hal-hal baik yang perlu dipertahankan dan memperbaiki yang perlu diperbaiki di masa yang akan datang.
“Hari jadi tahun ini jadi momentum bagi kita semua, kira-kira kebijakan tahun kemarin sudah baik apa belum. Programnya pro rakyat apa belum,” tuturnya.
Secara umum, pencapaian pembangunan Kota Magelang sejauh ini sudah menunjukkan progres positif. Pertumbuhan ekonomi mencapai angka 5,21 persen tahun 2018, disamping inflasi yang mampu dikendalikan pada angka 2,65 persen. Lalu persentase penduduk miskin mengalami penurunan 7,87 persen. Ini berbanding lurus dengan tingkat pengangguran terbuka yang juga turun 4,88 persen tahun 2018.
“Alhamdulillah berbagai prestasi sudah kita raih. Indikator kemiskinan turun, ke depan akan dirumuskan lagi harus lebih baik lagi,” ujarnya Sigit.
Tiga pemenang Krenova 2019 adalah R Saiful Haq Brata Kusuma (Pemanfaatan Limbah Plastik untuk Media Tanam), Chamim Susanto (Drying Room) dan Nasrul Hidayat Subagyo (Sampah Sayur Rumah Tangga menjadi Berkah).
Sebelumnya pada Rabu (10/4) malam diadakan doa bersama malam tasyakuran menyambut hari jadi. Tirakatan diisi doa bersama lintas agama yang dibagi di beberapa titik. Para pejabat, aparatur sipil negara (ASN), tokoh agama, tokoh masyarakat dan warga Kota Magelang yang hadir pada malam itu begitu khusyuk berdoa untuk keselamatan Kota Magelang dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Titik utama kegiatan digelar di depan ruang VIP Setda Kota Magelang yang dilangsungkan secara Islam dipimpin tokoh agama Mansur Siraj. Sementara untuk Khatolik dilaksanakan di Ruang Pangripta kantor Badan Perencanaan Pembangungan Daerah (Bappeda) Kota Magelang dipimpin Romo St Sumpana dari Wonosobo.
Misa diiringi Paduan Suara Laecitia Voice dibawah pimpinan EL. Prima Herdiawan dari Gereja Santo Ignatius Magelang. Kegiatan yang sama juga dilakukan oleh umat Kristen di Aula Adipura. Adapun umat Buddha dan Konghucu doa bersama dilakukan di Ruang Sidang Lantai I Setda Kota Magelang, Buddha Sinar Kasih Tao di Taman Timur Kantor Pemkot Magelang dan Hindu dilangsungkan di Aula Dinas Kesehatan Kota Magelang.
Beberapa prestasi yang telah diraih, antara lain, indeks daya saing daerah tertinggi se-Jawa Tengah, wali kota pelopor inovasi daerah tingkat Jawa tengah tahun 2018, Innovative Government Award, Adipura tahun 2018, dan Penghargaan Pasar Rakyat Terbaik Nasional kategori Pasar Ramah Difabel 2019 untuk Pasar Rejowinangun. (dem/laz/fj)