PURWOREJO – Perajin besek di Desa Kaliurip, Bener, Purworejo diberikan pelatihan kerajinan bambu oleh Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja (Dinperinaker) setempat. Kegiatan ini digelar Dinas Perindustrian dan Tenaga Kerja Purworejo selama empat hari di balai pertemuan desa, Senin hingga Kamis (8-11/4).
Kepala Bidang Perindustrian Dinperinaker Purworejo Heny Sudiyati mengungkapkan, pelatihan diikuti 20 warga Desa Kaliurip yang tergabung dalam kelompok usaha bersama. Pelatihan ini untuk menumbuhkan wirausaha baru bagi para ibu rumah tangga maupun bapak-bapak yang sebelumnya sudah mempunyai embrio membuat kerajinan bambu berupa besek.
Ditambahkan, latar belakang perajin yang sudah berjalan memang tetap dilestarikan. Hanya saja dari pelatihan tersebut diharapkan perajin akan memiliki kemampuan melakukan inovasi produk, seperti aneka keranjang, tempat tisu, besek untuk wadah kain batik, serta anyaman bahan untuk dasar tas.
“Dari pelatihan yang sudah dilaksanakan, ternyata hasilnya bagus-bagus. Sudah layak untuk dikomersialkan,” kata Heny. Mengenai pemasaran produk-produk kerajinan bambu yang dihasilkan, ia mengatakan, pihaknya membantu dengan memfasilitasi melalui pameran-pameran. Selain itu, instruktur pelatihan yang merupakan pelaku usaha kerajinan bambu dari Sleman juga siap menjalin kerja sama dengan para perajin peserta pelatihan dalam memasarkan produk.
“Memang kami mencari instruktur yang sekaligus bisa memasarkan. Karena (produk dari pelatihan) hasilnya bagus, instruktur siap membuat kerja sama, karena selama ini juga mendapat order dari Bali dan dari tempat-tempat wisata lain,” tuturnya.
Heny menambahkan, pelatihan bagi warga Desa Kaliurip ini merupakan yang kedua pada tahun ini. Sebelumnya, pelatihan serupa juga diberikan bagi warga Desa Ketosari, Kecamatan Bener yang juga sudah ada embrio perajin bambu.
Camat Bener Agustus Widiyanto menyampaikan, pihaknya berharap adanya pelatihan kerajinan bambu ini masyarakat Desa Kaliurip dapat bertambah kreativitasnya. Sehingga tidak hanya membuat besek tetapi dapat membuat kerajinan bambu yang mempunyai nilai tambah lebih besar daripada produk yang sudah dibuat.
“Dengan dibangunnya Bendung Bener, YIA, dan adanya Badan Otoritas Borobudur, serta untuk menyiapkan Romansa 2020, perlu peningkatan inovasi dan kreativitas kerajinan. Dengan demikian produk Kabupaten Purworejo dapat bersaing dengan produk di luar daerah,” kata Agus. (udi/laz/fj)