KULONPROGO – Komisi VI DPR RI menyebut Yogyakarta International Airport (YIA) bisa menjadi icon konektivitas pengembangan pariwisata area Jogjakarta, Solo, dan Semarang (Joglosemar). Secara politis, DPR RI siap mem-backup dari sisi penganggaran guna mendukung askes konektivitas tersebut.
“Ini bandara standar untuk pendaratan penerbangan internasional untuk pesawat besar. Mari kita jaga bandara ini,” kata Wakil Ketua Komisi VI DPR RI, Aria Bima, di sela kunjungan kerja ke YIA, Kamis (2/5).
Menurut dia, YIA memiliki peran strategis dalam pengembangan pariwisata. Tidak terlepas dengan adanya konektivitas Joglosemar.
“YIA hadir, aspek konektivitas bisa terselesaikan dengan baik untuk wisatawan domestic. Maupun mancanegara,” ujar Aria.
Dijelaskan, Komisi VI DPR RI siap memfasilitasi dan mengomunikasikan untuk perbaikan infrastruktur. YIA harus didukung dengan anggaran yang bisa dari internal korporasi PT Angkasa Pura. Dan pemerintah bisa memberikan dukungan infrastruktur, baik akses jalur kereta atupun jalan.
“Harapannya, ada ketersediaan akses transportasi. Agar YIA lebih mudah dijangkau. Tidak seperti Bandara Kertajati Jawa Barat. Secara politik, kami siap mendukung anggaran untuk pelebaran jalan atau trase kereta api,” kata Aria.
Humas PT Kereta Api Indonesia (KAI) Daerah Operasi (Daops) VI Jogjakarta, Eko Budiyanto mengatakan, menghadapi operasionalisasi YIA, pada tahap awal, PT KAI telah menyediakan kereta khusus. Untuk menuju ke YIA. Baik dari Solo, Maguwo, dan Jogjakarta. Sampai ke Stasiun Wojo.
“Dari Stasiun Wojo, (untuk sementara) bisa menggunakan Bus Damri, shuttle AAU Taxi menuju ke YIA. KA Prameks (Prambanan Ekpsress) juga berhenti di Stasiun Wojo. Kami akan bangun jalur kereta dari Stasiun Kedundang sampai Bandara dan tembus ke Wojo sesuai rencana awal,” kata Eko. (tom/iwa/by)