SLEMAN – Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Sleman menggandeng lembaga pelatihan guru Highly Functioning Education Consulting Services (HAFECS) dalam program Sekolah Kepala Madrasah bulan ini.
Pelatihan yang digelar di MAN 3 Jogjakarta, Selasa (14/5) ini dihadiri kepala sekolah dari 20 MA, 33 MTs, dan 35 MI. Mengusung tema “Menaklukan Era Disrupsi Bagi Milenial Melalui Pengajaran yang Efektif”.

Kasi Pendidikan Madrasah Kemenag Sleman Achmad Fauzi menjelaskan, konsep Sekolah Kepala Madrasah, merupakan inovasi dari sebuah tanggung jawab pembinaan dari Kantor Kemenag Sleman kepada madrasah binaannya.

“Kami punya tujuan pendidikan untuk mencapai madrasah hebat bermartabat.

Menurut Achmad, pemaparan materi dari HAFECS dapat membangkitkan semangat berkreasi dan berinovasi di dalam pembelajaran madrasah. Karena dia melihat sistem pengajaran dan pembelajaran yang selama ini diterapkan di madrasah relatif monoton, terkungkung oleh administratif. Ditambah beban mata pelajaran madrasah yang begitu banyak, maka dia menilai perlu inovasi dan strategi yang tepat.

“Jadi semangatnya, kreativitasnya akan dibangun step by step, mungkin setelah acara ini, akan terjadi perubahan mindset,” ungkapnya.

Sementara itu, Direktur HAFECS Zulfikar Alimuddin menerangkan, untuk mengukur dengan mudah apakah guru sudah mengajar dengan efektif, guru harus mengukur dirinya sendiri. Menurutnya, tidak adil jika guru kerap mengukur siswa dengan berbagai pertanyaan, ulangan, dan ujian sementara guru tidak instropeksi.

“Pertama yang harus diperhatikan itu afeksi, bagaimana siswa connect dengan yang disampaikan guru, pemilihan bahasa, kata-kata yang tepat untuk siswa harus dimiliki guru,” tuturnya.

Yang kedua, lanjut Zulfikar, yakni perilaku siswa. Menurutnya, jika cara mengajar gurunya salah berarti perilaku siswa tidak baik. Karena kebiasaan atau behavior siswa menjadi patokan mengukur keberhasilan cara mengajar. Dia menambahkan, hal tersebut berkaitan dengan engagement atau keterlibatan siswa dengan guru.

“Selanjutnya dilihat learning progress atau kemajuan pembelajarannya, prinsipnya apa yang diterapkan, review terapkan, review terus-terusan,” bebernya.

Menurutnya, situasi berubah tiap waktu, tantangan juga berubah, anak yang datang ke kelas berubah, sehingga guru dituntut dinamis dan inovatif. (*/tif/ila)