JOGJA – Umar Bin Khattab, salah satu sahabat Nabi Muhammad SAW dilahirkan di Mekah pada 581 M. Semasa hidupnya Umar memiliki kontribusi besar dalam memajukan peradaban Islam. Umar digolongkan menjadi salah satu Khulafaur Rasyidin yaitu kekhalifahan yang berdiri sejak wafatnya Nabi Muhammad SAW, menggantikan kekhalifahan Abu Bakar.

Meneladani sifat dan perjuangan Umar Bin Khattab menjadi benang merah dalam kajian Dzuhur di Masjid Asy Syifa’ Rumah Sakit PKU Muhammadiyah, Jogja yang diisi oleh Ustad Moch Iqbal, beberapa hari lalu.  Umar menerima julukan Al-Faruq, yaitu orang yang mampu memisahkan antara hak dan batil. “Ketika memimpin, Umar dapat berlaku adil baik bagi kelompok muslim maupun kelompok non muslim,” jelas Iqbal.

Al-Hafs juga menjadi julukannya. Umar dikenal dengan kegagahannya terutama dalam melindungi umat Islam. Mulanya Umar adalah tokoh Quraisy yang paling keras memusuhi Islam. Umar juga dikenal sangat membenci kaum muslim. “Tidak hanya itu, adik kandungnya sendiri bernama Fathimah yang muslim tak luput dari perlakuan kasarnya,” jelasnya.

Keadaan mulai berubah ketika Umar melihat adiknya membaca surat Taha dalam Alquran, Umar seketika merasa tertegun. Dengan segera Umar menemui Nabi Muhammad SAW dan mengucapkan Kalimat Syahadat. “Sejak saat itu Umar menjadi Islam dan bersahabat dengan Nabi Muhammad SAW,” jelasnya.

Selama mempimpin kekhalifahan, Umar dikenal sebagai tokoh yang dekat dengan rakyat. Saat Jazirah Arab kekeringan, Umar memerintahkan orang kaya dan pengawalnya untuk menyembelih unta. Hasilnya diberikan kepada orang-orang miskin.

Ada kisah menarik lain yang menyelimuti kepemimpinan Umar. Ketika berkuasa Umar pernah memasuki perkampungan kecil bersama para pengawalnya. Di tengah perjalanan Umar menemukan sebuah tenda kecil. Di dalamnya terdapat seorang wanita yang sedang memasak, di sisinya ada anak kecil tengah tertidur pulas.

Umar melihat keganjilan karena setelah lebih dari satu jam masakan wanita itu tak kunjung matang. Setelah ditelusuri, Umar paham, rupanya wanita itu sedang memasak batu. Ketika ditanya alasannya wanita itu menjawab, karena tidak punya apapun untuk dimasak, dia memasak batu agar anak-anaknya lega sampai akhirnya mereka tertidur menunggunya memasak.

Umar tercengang, dengan segera Umar memikul satu karung gandum dari rumahnya. Umar memberikannya pada wanita itu. Umar memasak dan Umar pula yang menyuapi wanita beserta anaknya.Selain dekat dengan rakyat Umar juga dikenal memiliki gaya hidup sederhana. “Umar dikenal hanya memiliki satu baju ,itu saja sudah memiliki banyak tambalan,” tambahnya.

Sebagai pemimpin bertangan dingin Umar berhasil memperluas kawasan Islam. Tak tanggung-tanggung. Mesir, Palestina, Syria, Afrika, dan Armenia dari Kekaisaran Romawi semuanya ditaklukkan Umar. (cr16/din/by)