GUNUNGKIDUL – Itu terkait upaya pengentasan warga Gunungkidul yang terdampak kekeringan di Gunungkidul setiap musim kemarau. Hingga kini, upaya yang ditempuh masih ”jalan di tempat”.
Selama bertahun-tahun, persoalan krisis air belum bisa diselesaikan secara permanen. Baru bisa solusi jangka pendek. Bentuknya adalah droping air.
Krisis air yang mulai melanda disikapi masyarakat dengan hati-hati. Salah seorang penduduk yang mulai hati-hati dalam menggunakan air bersih adalah Saiman, 71, warga Sidoharjo, Tepus. Pada musim penghujan, dia dan keluarga mengandalkan air dari langit.
Saat musim kemarau, dia harus membeli air. ”Memasuki musim kemarau, bak penampungan menipis. Kami membeli air dari tangki swasta,” kata Saiman saat dimintai keterangan Kamis (30/5).
Merogoh kocek hingga Rp 120 ribu, air sebanyak lima ribu liter atau satu tangki digelontorkan ke bak penampungan. Namun menjelang lebaran, Saiman sudah memprediksi penggunaan air bisa meningkat berlipat-lipat.
”Telaga sudah mengering. Biasanya dapat digunakan untuk mencuci dan memandikan ternak,” ucapnya.
Warga lainnya, Heri, mengaku heran dengan krisis air yang terjadi di Gunungkkidul. Menurutnya, sejak dia kecil sampai dewasa selalu saja keberadaan air bersih selalu menjadi masalah. Pria berumur 26 ini berharap Pemkab Gunungkidul mencari solusi atas problem tahunan krisis air ini.
”Sebenarnya ada PDAM tapi air tidak mengalir setiap saat. Satu minggu hanya dua kali (mengalir),” kata Heri.
Desakan mencari solusi mengatasi krisis air juga datang dari DPRD Gunungkidul. Anggota Komisi D Eri Agustin mendesak Pemkab Gunungkidul agar memberikan solusi jangka panjang terkait permasalahan kekurangan air bersih pada musim kemarau.
”Droping air bersih bukan solusi jangka panjang karena bersifat sementara dan hanya bisa menyelesaikan persoalan dengan sementara juga,” kata Eri.
Dia berharap, persoalan krisis air yang terjadi setiap musim kemarau bisa segera tuntas. Terlebih, potensi sumber air bawah tanah melimpah. Sebenarnya, potensi itu bisa dimaksimalkan.
”Dengan demikian generasi yang akan datang sudah tidak lagi kesulitan mengakses air bersih,” ujarnya. (gun/amd/zl)