JOGJA – Menyambut Idul Fitri, berbagai persiapan terus dimatangkan. Kota Jogja dengan luas wilayah hanya 32,5 kilometer persegi, dipastikan akan mengalami lonjakan kepadatan lalu lintas. Tapi jajaran Pemkot dan warga Kota Jogja sudah siap menyambut pemudik dan wisatawan yang akan berlibur.
Antisipasi utama terkait dengan kapadatan lalu lintas. Sudah jamak, saat libur lebaran Kota Jogja menjadi salah satu destinasi. Baik untuk para pemudik yang pulang kampung, maupun mereka yang akan berwisata setelah selesai bersilaturami.
Wakil Wali Kota Jogja Heroe Poerwadi menyebut antisipasi utama terkait kedatangan kendaraan pribadi. Apalagi melihat perkiraan penumpang pesawat udara yang turun, dan kemungkinan akan beralih menggunakan kendaraan pribadi. Ditambah sudah tersambungnya jalan tol Transjawa.
“Pintu masuk Jogja dari arah timur bisa jadi sumber kemacetan baru. Karena tol dari Jakarta maupun Surabaya banyak yang keluar dari Kartasuro jika ingin ke arah Jogja,” jelasnya kemarin.
Kondisi itu berbeda dari tahun-tahun sebelumnya, yang biasanya kepadatan berasal dari wilayah barat. HP juga memperkirakan naiknya pemudik dan wisatawan, karena libur lebaran kali ini berbarengan dengan libur sekolah.
Untuk itu, mantan wartawan itu sudah meminta jajaran Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Jogja untuk melakukan pengaturan arus lalu lintas di dalam kota. Beberapa ruas jalan sudah diusulkan untuk diubah menjadi satu arah untuk mengurai kepadatan. Di antaranya seperti di Jalan Wijilan, di sentra oleh-oleh gudeg.
“Beberapa titik sudah kami petakan dan akan diubah sementara menjadi satu arah selama libur panjang ini,” tutur Ketua DPD PAN Kota Jogja itu.
Supaya tidak menambah kepadatan di dalam kota, HP juga sudah meminta Dishub untuk menambah papan informasi beserta grafis jalan-jalan di Kota Jogja. Papan-papan penunjuk arah juga akan diperbanyak. Terutama sebelum masuk pusat kota.
“Jika memang tujuannya bukan pusat kota, bisa diarahkan melalui jalan lain, supaya jalan di kota yang sempit tidak makin padat,” jelasnya.
Pemkot Jogja juga akan menyebar SMS blast yang berisi pemberitahuan kondisi lalu lintas di dalam kota Jogja. SMS blast akan dikirim bahkan sebelum masuk wilayah DIJ.
“Melalui smartphone kita kan juga bisa melihat kepadatan lalu lintas, kalau yang padat bisa dihindari,” ujarnya.
Para pemudik dan wisatawan yang capai setelah melakukan perjalanan panjang, juga bisa memanfaatkan fasilitas posko kesehatan yang dibuka Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Jogja. Kepala Dinkes Kota Jogja Fita Yulis Kisworini menyebut ada tiga posko kesehatan yang dibuka. Yaitu di kawasan Titik Nol Kilometer, parkir Abu Bakar Ali dan Tugu Jogja.
“Pengemudi bisa memanfaatkan untuk istirahat sebentar sekaligus memeriksakan kondisinya setelah perjalanan panjang,” kata Fita.
Supaya lalu lintas tidak terlalu padat, juga dilakukan pengaturan lalu lintas lain. Terutama di seputar kawasan wisata. HP mencontohkan seperti di sekitar GL Zoo dan Tamansari akan diberlakukan aturan dilarang parkir di pinggir jalan. Juga di jalan-jalan sirip Malioboro akan diberlakukan serupa.
“Jalan-jalan di sirip Malioboro akan dijadikan satu arah untuk memecah kepadatan di Malioboro,” jelasnya.
Kepadatan lalu lintas, juga diantisipasi dengan mengoptimalkan fasilitas parkir. Di seputar Kota Jogja, paling tidak sudah disiapkan 12 tempat khusus parkir. Setengahnya milik pemerintah dan sisanya parkir swasta.Terkait hal itu Kepala Dishub Kota Jogja Agus Arif Nugroho menyebut dari 12 kantong parkir tersebut bisa menampung 954 mobil serta 5.220 motor. (Selengkapnya lihat grafis).
Agus yang baru 29 Mei lalu dilantik menjadi Kepala Dishub Kota Jogja itu mengaku yang menjadi prioritas penanganan saat ini terkait dengan keberadaan lokasi parkir. Untuk itu sudah disiapkan beberapa kantong parkir untuk wisatawan. Hal lain yang menjadi sorotannya terkait perilaku juru parkir. Di antaranya yang secara sembarangan mengatur kendaraan. “Akan kami atur juga supaya bukan malah menambah kemacetan,” ungkapnya.
Hal lain yang juga menjadi perhatiannya terkait penerapan tariff parkir. Sejak jauh hari dia sudah mengingatkan kepada jukir supaya tidak aji mumpung. Yaitu dengan menaikan tariff parkir. Seperti tahun-tahun sebelumnya, jajaran Dishub Kota Jogja akan melakukan penindakan bagi jukir nakal. (**/pra)