BANTUL – Liburan keluarga eks penyerang PSS Sleman Ferry Anto Eko Saputro, 34, berujung duka. Ferry dan putrinya, Freya Fajrina Dwi Saputri, 9, dinyatakan hilang setelah tergulung ganasnya ombak Pantai Baru, Srandakan, Bantul Kamis (20/6). Beruntung istri Ferry, Rohimah, 30, serta dua keponakannya, Shela, 17, dan Afdhal Firansyah, 11, selamat.

Hingga Kamis malam tim SAR setempat masih mencari keberadaan bapak-anak asal Dusun Ngebuk, Kartasura, Sukoharjo, Jawa Tengah, itu.

Selain pernah menjadi penggawa PSS Sleman di musim 2014-2015, Ferry juga pernah memperkuat Persis Solo pada 2016-2017.

Kapolres Srandakan AKP Muryanto mengungkapkan, peristiwa nahas tersebut diketahui pukul 09.35. Saat itu para korban sedang bermain di tepi pantai. Tiba-tiba muncul ombak besar dan seketika menggulung sekeluarga itu.

“Tiga korban berhasil diselamatkan tim SAR. Dua lainnya masih dalam pencarian. Semoga segera ditemukan,” ujarnya. Korban selamat segera dilarikan ke puskesmas terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Karena kondisinya cukup kritis, Afdhal lantas dirujuk ke Rumah Sakit UII, Bantul.

“Mereka (tiga korban selamat) syok dan berlumuran pasir,” tambahnya. Muryanto menduga, musibah itu terjadi lantaran para korban tak mengindahkan papan peringatan yang dipasang di area pantai. Papan peringatan berisi larangan agar wisatawan tak mendekati pantai atau bermain air karena gelombang sedang tinggi.

Pencarian korban melibatkan petugas gabungan. Dari SAR Wilayah IV, SAR Satlinmas, Polsek Srandakan, Polair, dan TNI, dibantu relawan setempat.

Tim dibagi beberapa kelompok untuk menyisir pantai dari beberapa titik.

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bantul Dwi Daryanto menyatakan, proses pencarian korban akan dilakukan selama tiga hari. Kendati demikian, tak menutup kemungkinan waktu pencarian korban diperpanjang jika ada permintaan dari keluarga.

“Kami juga telah berkoordinasi dengan petugas pantai di Kulonprogo dan Gunungkidul untuk pencarian korban,” katanya.

Mengingat kasus serupa kerap terjadi di pantai selatan, Dwi mengimbau para wisatawan untuk tidak mandi atau bermain air. Karena ombak pantai selatan tergolong berbahaya. Apalagi saat musim gelombang tinggi seperti saat ini.

Tak kalah penting, lanjut Dwi, wisatawan harus selalu menaati rambu-rambu di pantai serta arahan petugas. “Petugas jangan dilawan. Mereka melarang karena bertujuan untuk menyelamatkan,” tuturnya. (cr5/yog/rg)