MAGELANG – Kirab Budaya Ndalu merupakan agenda rutin yang digelar untuk memperingati ulang tahun Kota Magelang setiap 11 April. Untuk kali pertama, perayaan kirab budaya diselenggarakan pada malam hari.
Acara kirab dan pentas kesenian dihelat Sabtu malam (29/6). Acara ini mampu menyerap perhatian ribuan penonton untuk melihatnya. Sejak pukul 19.00, masyarakat terlihat sudah memadati Alun-Alun Kota Magelang.
Kirab melibatkan ratusan seniman dari 34 kelompok yang terdiri atas organisasi perangkat daerah (OPD), BUMD, pelajar, kelompok seni, instansi swasta, sekolah, dan masyarakat. Rute diawali dari Lapangan Rindam IV/Diponegoro, Jalan A Yani, Alun-Alun timur, Jalan Pemuda, dan berakhir di Bundaran Tugu Adipura.
Sebelum kirab budaya, ada juga kirab pamitan yang disajikan 263 taruna dan taruni tingkat IV yang telah menyelesaikan pendidikan empat tahun di Akademi Militer (Akmil) Magelang. Mereka mempersembahkan pertunjukan marching band kepada masyarakat.
Wali Kota Sigit Widyonindito mengungkapkan, Kirab Budaya Ndalu tahun ini cukup berbeda karena bersamaan kirab pamitan taruna yang telah menempuh pendidikan di Akmil. “Kami berterimakasih kepada Akmil karena ikut mengharumkan citra Kota Magelang sebagai kota jasa yang produktif,” tandasnya di sela-sela kegiatan.
Dijelaskan, pelaksanaan kirab memang agak tertunda karena terbentur agenda pemilu dan bulan Ramadan. Kendati demikian, menurut Sigit, kirab sebagai kegiatan peringatan HUT ke-1.113 Kota Magelang ini tetap mampu menarik minat wisata di malam hari.
“Ini potensi yang harus kami tangkap dengan baik. Kehidupan malam di Magelang juga baik, maka kita awali dengan kirab budaya malam hari ini. Ternyata, antusiasmenya sangat besar,” jelasnya.
Kirab sengaja dilaksanakan malam hari di saat sebagian besar masyarakat selesai beraktivitas. “Kalau siang hari ini kan ada kegiatan anak-anak. Ada yang sekolah, ada yang bekerja, sambil refreshing malam Minggu bisa menghibur anak-anak. Sekaligus menghidupkan suasana malam,” ucapnya.
Tri Darmoko, warga Candimulyo, bersama istri dan anaknya menyempatkan diri menghadiri kirab budaya. Dia berharap acara hiburan seperti ini bisa sering digelar. “Cukup menarik kalau malam hari. Kalau siang cuacanya kan sering panas. Kalau malam sejuk dan banyak lampu jadinya lebih unik. Harapannya bisa lebih banyak lagi acara-acara pentas seni seperti ini,” harapnya.
Kirab budaya ini juga menarik penonton dari luar wilayah Magelang. Jati, mahasiswa Universitas Sanata Dharma Jogjakarta misalnya. Dia mengaku datang ke Magelang untuk mencari suasana baru. “Tahu ada acara ini dari Instagram, langsung ke sini sekalian main-main. Kan bosan di Jogja terus. Sekalian malam Mingguan,” katanya. (cr16/laz/er)