JOGJA – Nasib pelatih PSIM Jogja Vladimir Vujovic berada di unjung tanduk pasca kekalahan Laskar Mataram- julukan PSIM Jogja dari Persik Kediri 1-2 di Stadion Sultan Agung (SSA) Senin (1/7). Belum lagi desakan agar pelatih asal Montenegro itu mundur dari kursi semakin kencang digaungkan para suporter.
Ya, kekalahan dari skuad Macan Putih – julukan Persik Kediri memang telah mencoreng rekor belum pernah terkalahkan PSIM saat berkandang di SSA dalam putaran Liga 2. Bisa jadi, nasib mantan bek tengah Persib Bandung itu akan ditentukan dari hasil melawan PSBS Biak pada 14 Juli mendatang.
CEO PT PSIM Jaya Bambang Susanto mengaku belum bisa memutuskan nasib pelatih PSIM Jogja dalam waktu dekat. “Saya harus lihat dulu semuanya,” kata Bambang kepada Radar Jogja Selasa (2/7).
Namun, melihat dua kekalahan tersebut, pialang saham tersebut terkesan pasang badan. Kekalahan dari laga Persik Kediri disebabkan intervensi terhadap taktikal yang biasa digunakan oleh Vlado. Dia meminta Vlado bermain keluar dari pola yang biasa dia gunakan. “Karena saya minta PSIM bermain menyerang demi menghibur penonton,” kata Bambang.
Harus diakui secara permainan, dua laga kekalahan dari Persik Kediri dan Mitra Kukar tak jauh berbeda. Dalam dua laga tersebut, Laskar Mataram yang begitu asyik menyerang, justru kalah melalui skema serangan balik. Tiga gelandang yang kerap beroperasi di lini tengah Laskar Mataram seolah tidak berjalan dengan optimal. Terutama, transisi dari penyerangan ke bertahan. Tidaklah mengherankan jika motor serangan Persik Kediri Juan Revi dkk begitu enjoy menguasai permainan.
Vlado menyatakan siap mempertanggungjawabkan kursi kepelatihan yang tengah diduduki saat ini. Dia akan membuktikannya setelah laga melawan PSBS Biak. Vlado mengaku saat melawan Persik, anak asuhnya bermain tanpa spirit bertarung yang tinggi. Dia pun cukup geram, dengan permainan umpan-umpan long pass yang tidak dalam instruksinya. “Pertandingan Selasa sangat mengecewakan. Bukan gaya permainan yang saya inginkan,” kata Vlado. (bhn/din/by)