JOGJA – Olahraga biliar terus berkembang di Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ). Hal itu terlihat dari banyaknya pool alias tempat bermain biliar yang tersebar di berbagai tempat. Namun, saat ini DIJ sangat sulit untuk melakukan regenerasi atlet.

Sekretaris Umum Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Olahraga Biliar Seluruh Indonesia (POBSI DIJ) Donald Lapod Laukon mengakui saat ini kesulitan untuk mencari atlet-atlet muda. Ditemui di  Rama Hanggar, Kamis (11/7) sore, pria asli Manado itu mengungkapkan saat ini persepsi para orang tua terhadap olahraga biliar masih buruk. Banyak dari mereka yang beranggapan tempat biliar itu selalu ada hal-hal negatif seperti judi, minuman keras dan lain sebagainya.

Beberapa kali Pengda POBSI DIJ menyelenggarakan kejuaraan biliar tingkat SMA atau mahasiswa. Namun, menurut Donald antusiasme dari para peserta sangat kurang.  Padahal menurut Donald, saat ini olahraga biliar bisa dikatakan cukup menjanjikan. “Saat ini sudah berkambang dan banyak sekali turnamen, jika berbakat saya jamin atlet biliar bisa hidup dengan layak,” jelasnya.

Keterbatasan atlet usia muda itu pula yang membuat Pemusatan Latian Daerah (Puslatda) biliar untuk menghadapi PON tahun depan diisi oleh para atlet senior. Bahkan ada beberapa dari mereka yang sudah berusia kepala empat. “Ya mah gimana lagi, yang tersedia juga hanya itu,” tandas Donald yang juga merangkap sebagai pelatih itu.

Sudaryoto selaku salah satu atlet Puslatda Biliar DIJ juga mengamini pernyatan dari Donald. Selain itu pria yang akrab disapa Sudar itu juga mengaku tidak bisa sepenuhnya fokus berlatih di meja biliar. “Bisanya sore atau malam. Soalnya pagi harus bekerja,” ujarnya.

Kendati demikian, Sudaryoto menyatakan siap untuk memberikan yang terbaik bagi DIJ di ajang Pra-PON pada Agustus nanti. Ia menargetkan untuk bisa mendapatkan tiket langsung ke PON Papua tahun depan.  Untuk itu, ia saat ini mencoba berlatih sebaik mungkin dan sambil menjaga diri agar tidak kelelahan. (cr12/din/by)