Nama Agung Bayu Krisnanto cukup dikenal di kalangan pecinta bola voli di Jogjakarta. Ia dikenal sebagai salah satu pelatih berbakat yang dimiliki Daerah Istimewa Jogjakarta (DIJ).
HERY KURNIAWAN, Jogja
Predikat itu tidak dirasih secara instan oleh Bayu. Sebab, sejak kecil dia memang sudah menjalani hari-hari di sekitaran lapangan voli. Agung Bayu Krisnanto dilahirkan di Jogjakarta pada tahun 1973 yang lalu. Sejak kecil ia memang sudah mengenal betul seluk-beluk mengenai olahraga bola voli.
Ternyata, keluarga Bayu adalah salah satu pendiri dari salah satu klub bola voli kenamaan di DIJ, Ganevo.
Kendati demikian, Bayu justru bisa mencapai level pemain profesional bukan di bola voli indoor. Melainkan di bola voli pantai. Bahkan, pria yang sudah memiliki dua anak itu sempat menjadi atlet tim nasional. “Ya dulu di tahun 1996. Tapi ya cuma sekali itu saja,” kenang Bayu.
Namun, selepas pensiun sebagai atlet voli pantai Bayu tidak melanjutkan karirnya di lapangan pasir. Melainkan kembali lagi ke voli indoor. Seperti yang dia gemari sejak kecil.
Sekitaran 2006, Bayu resmi memulai karir sebagai pelatih voli indoor. Menurutnya saat itu jumlah pemain voli indoor di DIJ sangat banyak. Namun, jumlah pelatihnya kurang begitu memadai. Kondisi itu membuat Bayu tertarik untuk menjadi juru taktik voli indoor.
Selain itu di voli indoor, Bayu juga menemukan kenikamatan tersendiri. Menurutnya olahraga itu memang membutuhkan kemampuan yang khusus. “Voli itu tidak semua orang bisa, butuh kordinasi yang bagus antara tangan kaki dan semua bagian tubuh,” jelas Bayu.
Menurut Bayu, tantangan seperti itulah yang membuatnya sangat tertarik terus ada di dunia voli indoor. Terlahir dari keluarga yang sangat mencintai bola voli, membuat Bayu juga memiliki keinginan kedua anaknya untuk mengikuti jejaknya.
Namun, Bayu juga tak akan memaksakan kehendak kepada putra-putrinya. “Yang punya keinginan kan bukan hanya orang tua, saya juga harus lihat keinginan mereka,” ujarnya.
Ya, DIJ dikenal sebagai salah satu daerah di Indonesia yang memiliki tradisi dan sejarah yang bagus di voli indoor. Bahkan beberapa tahun yang lalu juga salah satu tim di DIJ sempat konsisten berlaga di Proliga.
Namun sejak tahun 2013, tidak ada lagi perwakilan tim DIJ yang bisa bermain di level Proliga. Kendati demikian, Bayu tetap percaya diri dengan perkembangan olahraga voli di DIJ. “Saya pikir perkembangannya bagus, tapi kalau soal kualitas pemain DIJ masih kalah dengan beberapa daerah lain,” tandasnya.
Tim voli indoor putra DIJ asuhan Bayu baru saja pulang dari ajang Pra PON yang berlangsung di Jakarta pada awal Agustus lalu. Di ajang itu DIJ gagal memenuhi target dan tidak akan bisa berlaga di ajang PON tahun depan.
Selepas dari ajang itu, Bayu tak lantas akan menganggur. Saat ini dia fokus menukangi tim voli indor putra Kota Jogja. Tim tersebut tengah dipersiapkan untuk berlaga di ajang Porda DIJ pada Oktober mendatang.
Prestasi Bayu di level DIJ terbilang bagus. Namun, dia juga masih menyimpan keinginan untuk bisa naik ke level yang lebih tinggi lagi. “Ya impian semua pelatih tentu ingin menangani tim nasional,” tandasnya. (din/zl)