SLEMAN – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) dan Partai Nasional Demokrat (Nasdem) kian mesra. Dengan adanya rencana untuk bergabung menjadi satu fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sleman. Terlepas dari adanya kasus pergeseran suara pada Pemilihan Legislatif (Pileg) 2019 yang melibatkan keduanya.

Ketua DPC PPP Sleman HM Nasikhin menjelaskan tidak ada masalah dengan Nasdem. Setelah adanya putusan di pengadilan. Ditambah proses hukum juga sudah dijalankan sesuai hasil di sidang.

“Sekarang bicarakan koalisi fraksi, Insha Allah PPP akan jadi satu fraksi dengan Nasdem,” kata Nasikhin Kamis (15/8).

Wacana bergabungnya dua partai ke dalam satu fraksi itu tak lepas dari perolehan kursi pada Pileg 2019. Masing-masing mendapatkan tiga kursi.

Sesuai UU 23/2014 tentang Pemerintahan Daerah Pasal 162 ayat (3) “Setiap fraksi di DPRD kabupaten/kota beranggotakan paling sedikit sama dengan jumlah komisi di DPRD kabupaten/kota“. Padahal di DPRD Sleman ada empat komisi. Maka baik PPP maupun Nasdem harus bergabung dengan partai lain.

Sejauh ini, kata Nasikhin, telah menjalin komunikasi dengan Nasdem. Pihaknya juga akan segera bertemu dengan pimpinan Nasdem Sleman untuk membahas jatah pimpinan fraksi dan nama fraksi.

“Untuk pembahasan ketua fraksi masih dalam tahap pembicaraan. Kami harus sama-sama bersepakat dengan pembagian yang adil,” kata Nasikhin.

Nama fraksi akan segera ditentukan. ‘’Kami akan bertemu DPD Nasdem duduk bersama membahas yang terbaik untuk kedua partai,” kata Nasikhin.

Ketua DPD Nasdem Sleman Surana mengatakan keputusan untuk bergabung dengan PPP setelah adanya komunikasi. Baik sebagai anggota dewan maupun struktural partai. “Ini juga melanjutkan koalisi dari pusat (nasional),” kata Surana.

Terkait jatah alat kelengkapan (Alkap) dewan, Surana mengatakan tidak akan terlalu kaku. Walaupun pada periode 2014-2019 Nasdem mendapat jatah di Komisi A sebagai wakil, Komisi C sebagai sekretaris, dan Bapemperda.

“Kami mengalir. Sharing profesional dan sharing proporsional. Nanti dapat alkap dari fraksi berapa, akan dibagi dengan PPP,” kata Surana.

Kedua partai tersebut mengalami penurunan jumlah kursi pada Pileg 2019. Sebab, pada periode 2014-2019 PPP Sleman mendapatkan empat kursi di dewan. Sedangkan Nasdem lima kursi.

Pada periode 2019-2024 kedua partai sama-sama mendapatkan tiga kursi dari tiga daerah pemilihan (Dapil) yang sama. Yaitu Dapil 3 (Kalasan, Prambanan, Ngemplak), Dapil 5 (Mlati, Gamping), dan Dapil 6 (Godean, Seyegan, Minggir, dan Moyudan).

Jika PPP jadi bergabung dengan Nasdem, maka jumlah fraksi di DPRD Sleman berkurang dari periode sebelumnya. Pada periode lalu ada delapan fraksi. Untuk periode ini menjadi tujuh fraksi. Selain dua partai tersebut akan ada fraksi PDIP, PAN, Gerindra, PKS, PKB, dan Golkar. (har/iwa/rg)