JOGJA – Berkali-kali pekik merdeka terdengar. Mulai dari anak-anak, remaja, pemuda hingga lanjut usia (lansia) terlihat guyub saat mengikuti malam tirakatan HUT ke-74 RI yang diadakan warga Kampung Tegal Melati Muja-Muju, Umbulharjo, Jogja.
Mereka menyatu dengan semangat yang sama tatkala menyanyikan lagu kebangsaan Indonesia Raya dan Hari Merdeka. Acara makin gayeng dengan tersedianya suguhan khas berupa pisang, ketela, kacang dan jagung rebus. Ada pula soto Kudus serta pindang daging sapi sehingga membuat suasana malam tirakatan kali ini berbeda.
”Agustus ini hari kesenangan buat orang yang bernama Agus. Banyak diskon tetapi bersyarat,” ungkap ketua panitia acara Agus Kamaludin sambil bercanda.
Di tengah-tengah kerumunan warga, terlihat Ketua Komisi A DPRD DIJ yang juga Ketua DPC PDI Perjuangan Kota Jogja Eko Suwanto. Dia duduk dan berbaur dengan warga.
Tak berselang lama Eko diminta maju untuk menerima tumpeng dari tokoh masyarakat setempat, Suharjo, usai didoakan oleh Dra Ahmad Zainal. Tak hanya itu, Eko juga didaulat oleh sesepuh untuk menguraikan makna tumpeng. Alumni Lemhannas ini kemudian memaparkan, tumpeng mengandung makna bahwa Tuhan Yang Maha Esa adalah segala-galanya.
Di dalam tumpeng berbentuk lancip itu terdapat sayur mayur dan lauk pauk. Inilah cerminan Bhineka Tunggal Ika dan persatuan.
”Tumpeng tidak enak jika isinya hanya timun dan tomat. Ada tempe dan lain-lain, dicampur rasanya jadi enak,” ujar Eko Suwanto.
Menurut dia, perbedaan itu sangat indah seperti halnya makhluk ciptaan Allah yang berbeda-beda. Perbedaan adalah anugerah. Di dalam perbedaan tercipta keindahan. ”Kita memang dilahirkan berbeda, tidak bisa memilih menjadi suku Jawa, Sunda, Kalimantan. Mari kita nikmati perbedaan ini. Jangan sampai hanya beda politik congkrah,” ujar Ketua Komisi A DPRD DIJ dari PDI Perjuangan ini.
Sesuai dengan tema Ayo Jaga Kerukunan, peringatan HUT ke-74 RI perlu dijadikan sebagai momentum untuk merawat kerukunan, dimulai dari tingkat kampung hingga meluas se-Kota Jogja. Bahkan dalam skala lebih besar lagi se-Indonesia, yang berpenduduk 260 juta jiwa terdiri dari ribuan suku dan bahasa daerah yang berbeda-beda. Dengan Pancasila semua bersatu. (kus/ila)