Radar Jogja – Produk kerajinan bambu telah menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Kabupaten Sleman. Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Sleman terus berupaya memopulerkan produk berbahan tanaman serumpun itu.
Di bawah kendali Kustini Sri Purnomo, Dekranasda Sleman terus berinovasi untuk mengenalkan aneka kerajinan bambu. Salah satunya lewat event Sleman Innovative Fashion and Craft 2019. Acara tersebut akan digelar di Atrium Jogja City Mall pada 3-8 September mendatang. “Semuanya didominasi bambu. Mulai dekorasi, aksesori, mebeler, hingga produk-produk yang dipamerkan. Tapi ada juga produk kerajinan lainnya,” ungkap Kustini, Rabu (28/8).
Pernik-pernik bambu akan naik kelas. Dipadukan dengan busana karya desainer-desainer terkemuka.
Dekranasda Sleman memilih mal sebagai lokasi acara. Itu dimaksudkan agar produk bambu lebih dikenal masyarakat dari semua kalangan. Sehingga para pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) Sleman semakin bergeliat. “Tujuan kegiatan itu memang untuk mempromosikan produk UMKM. Khususnya kerajinan bambu,” ujar Kustini, yang juga ketua Tim Penggerak PKK Sleman.
Bukan tanpa alasan Dekranasda Sleman memilih bambu sebagai komoditas utama Sleman Innovative Fashion and Craft 2019. Menurut Kustini, produk kerajinan bambu sangat potensial. Namun sejauh ini tak banyak yang mengangkat potensi itu. Maka dari itu, Dekranasda Sleman mencoba menggabungkan potensi kerajinan bambu dengan batik khas Sleman. Melalui pameran produk UMKM sekaligus fashion show tersebut. Untuk menjadikan bambu sebagai lifestyle masyarakat.
Sleman Innovative Fashion and Craft 2019 akan dimeriahkan oleh 32 brand UMKM. Selain fashion and craft exhibition, ada pula workshop bambu, talkshow batik, talkshow kopi, serta pentas musik dan tari.
Pentas musik dan tari pun berkaitan dengan bambu. Ada pentas angklung dan barongsai. Barongsai itu juga terbuat dari bambu. Fashion show melibatkan anak-anak sekolah dasar. Ini sekaligus sebagai sarana edukasi bagi siswa. Agar lebih mengenal manfaat bambu. “Kami turut menggandeng badan-badan usaha yang ada di Sleman dan DIJ untuk memeriahkan acara itu,” tutur Kustini.
Yang tak kalah penting, lanjut Kustini, acara tersebut juga berfungsi sebagai ajang sosialisasi penanggulangan plastik. Sebagaimana diketahui, sampah plastik telah menjadi musuh utama lingkungan. Dekranasda Sleman ingin berperan dalam penanggulangannya. Salah satunya dengan mengangkat produk sedotan dari bambu.
Bambu juga menjadi pintu masuk untuk mengenalkan suvenir khas Sleman secara lebih luas. Yakni boneka Salman (salak Sleman). Kang Salman dan Yu Salman. Ke depan boneka Salman berbahan bambu akan diproduksi masal sebagai suvenir bagi para pelancong dari luar Sleman.
Kustini berharap, Sleman Innovative Fashion and Craft 2019 bisa menjadi sarana belajar bersama para pelaku UMKM. Untuk melihat potensi pasar. Juga sebagai sarana evaluasi produk yang perlu ditingkatkan.
Terkait pembinaan pelaku UMKM, Dekranasda Sleman juga rutin mengikuti pameran kerajinan di Taman Mini Indonesia Indah, Jakarta. Di ajang International Handicraft Trade Fair (Inacraft). Produk-produk unggulan Sleman ikut ditampilkan di ajang tersebut. Ini biasanya melibatkan pengusaha-pengusaha UMKM skala besar.
Kendati demikian, Kustini juga selalu mengajak para pelaku UMKM kelas menengah dan kecil. Untuk melihat suasana Inacraft. Sekaligus memperdalam ilmu dan pengetahuan tentang produk UMKM.
Itu demi memantik mereka agar berani memproduksi kerajinan yang berkualitas tinggi. Dengan begitu, produk-produk UMKM Sleman bisa bersanding dengan kerajinan lain yang berkelas internasional. (*/yog/tif)