RADAR JOGJA – Pemkot Jogja, melalui Dinas Kebudayaan Kota Jogjakarta menggelar pergelaran wayang kulit semalam suntuk dengan lakon “Jumenengan Parikesit”, di Pendopo Kecamatan Pakualaman, Sabtu (28/9). Menghadirkan Dalang Ki Utoro Wijayanto dan Ki Mas Lurah Cermokartika Sri Mulyono SSn. Kegiatan yang dibiayai Dana Keistimewaan (Danais) 2019 ini, menampilkan dalang cilik Mahatma Javas yang membawakan Lampahan “Lahirnya Gatotkaca”.

Wakil Wali Kota Jogjakarta Heroe Poerwadi menyampaikan, kegiatan ini dalam rangka menyambut HUT ke-263 Kota Jogjakarta, sekaligus mangayubagya kantor baru Kecamatan Pakualaman. “Karakter Jogjakarta adalah adat, seni, dan tradisi budayanya, yang menjadi alasan orang datang ke kota ini. Maka harus diuri-uri. Seperti, arsitektur yang khas Jawa,” ujarnya.

Menurut HP, anak-anak harus terbiasa dengan Seni dan Budaya. Salah satunya melalui kurikulum, sejak TK, SD, SMP, dan SMA. “Harapannya lulusan sekolah menengah mengerti tentang seni dan budaya Jogja dan bisa menampilkannya. Sebagai Kecamatan rintisan budaya, harus bisa mendorong perkembangan seni dan budaya di wilayahnya,” ungkap dia.

Kepala Seksi Adat, Seni, dan Tradisi Dinas Kebudayaan kota Yogyakarta Tri Sotya Atmi SSos menegaskan pentas wayang kulit digelar sebagai bentuk komitmen Pemkot Jogja dalam nguri-uri kebudayaan Jawa. “Juga memberikan motivasi kepada generasi milenial agar mengenal dan mencintai seni dan budaya Jawa,” jelasnya.

Camat Pakualaman Cahyo Wijayanto SSos menyebut, pagelaran wayang kulit harapannya bisa menjadi sarana hiburan bagi masyarakat. “Sekaligus mengenalkan budaya Jawa kepada anak-anak, agar turut melestarikannya. Karena Pakualaman memiliki dua Kelurahan Rintisan Budaya (KRB) yakni Gunung Ketur dan Purwokinanti,” tuturnya didampingi Ketua Panitia Avodito Hendra SH. (*/pra)