RADAR JOGJA – Desainer dan seniman batik Purworejo, Jazid Bastomi menuangkan beragam motif yang dinamakan Batik Antik. Dibandingkan batik umumnya, karya yang diusungnya memiliki cerita.

Ya, karya yang dihasilkan Jazid ini memang sengaja dimunculkan bersamaan dengan peringatan Hari Batik yang jatuh pada Rabu (2/10) lalu. Walau terkemas dalam sebuah cerita namun gambar yang ditonjolkan adalah sosok perempuan.

”Cerita rakyat sudah saya garap sejak beberapa tahun ini. Kali ini saya lebih fokus kepada sosok perempuan saat beraktivitas atau perannya zaman dulu,” kata Jazid ditemui Radar Jogja, Jumat (4/10).

Tidak mudah untuk menghasilkan karya tersebut, dan hasilnya masih amat terbatas yakni 25 lembar kain saja. Ini bisa dimaklumi karena dirinya baru menngerjakan motif itu dalam kurun waktu enam bulan terakhir.

Jazid mengaku terciptanya batik ini muncul dari keinginannya untuk mengangkat kembali sejarah Purworejo yang terancam tenggelam oleh zaman. Sementara ide-ide motifnya dia dapatkan dari mendengarkan cerita-cerita orang-orang zaman dahulu dan observasi dengan membaca literasi terkait.

”Kebetulan saya suka sejarah. Kalau untuk motif wayang kan sudah banyak, nah motif cerita rakyat ini murni ide saya,” ungkapnya.

Proses pengerjaannya, lanjutnya, tidak dapat kilat seperti pengerjaan motif lainnya. Dalam hal desain, Jazid melakukannya sendiri. Namun, untuk urusan pewarnaan, dia melibatkan para perajin batik binaannya yang tersebar di sejumlah desa di Kabupaten Purworejo.

”Pakai warna alam dan menyesuaikan motif. Untuk kainnya sendiri pakai kualitas yang paling bagus,” tambah Jazid. (udi/ila)