RADAR JOGJA – Fakultas Peternakan Universitas Gajah Mada selalu memberikan perhatian pada pola peternakan yang memiliki nilai ekonomi tinggi.
Sehingga diharapkan daapt dipelajari, dikembangak dan dapat diaplikasikan di masyarakat. Sebagai bagian dari tri dharma perguruan tinggi. Yaitu penelitian, pengemban dan pengabdian masyarakat.
Dekan Fakultas Peternakan UGM Prof. Dr. Ir. Ali Agus, DAA., DEA. NIDN mengungkapkan acara seminar yang digelar merupakan rangkaian dari Lustrum X ulang tahun ke-50 Fakultas Peternakan UGM.
Dalam agenda ilmiahnya, mulai tahun ini Fakultas Peternakan UGM memperhatikan pola peternakan yang mempunyai potensi lebih baik dari segi ekonominya. Salah satunya budidaya burung walet. Sudah banyak yang tahu bahwa sarang walet secara ekonomis memiliki nilai jual sangat tinggi.
Hal ini telah menjadi industri dan bisnis yang sangat menjanjikan. Namun sayangnya dari aspek akademik, aspek keilmuwan, penelitian dan pengembangan belum banyak disentuh. Serta dikaji apa dampak, standarisasi dan apliaksinya di masyarakat yang efektif.
“Oleh karena itu mengapa Fakultas Peternakkan UGM mencoba menyajikan seminar ini dalam rangka untuk pembelajaran awal. Seperti apa karakteristinknya, gedung, panen, reproduksinya, atau aspek lain yang membuat orang rela bayar mahal,” katanya.
Di depan ratusan peserta seminar, guru besar UGM ini berharap ilmu dan teknologi di dunia budidaya burung walet dapat berkembang pesat. Sehingga dapat untuk mendukung industri walet di Indonesia.
“Perlu dukungan ilmu dan teknologi dari kampus dan Lembaga penelitian. Yakni dengan menciptakan peneliti-peneliti sekaligus yang bekerja sama dengan pelaku usaha. Sehingga seperti dua sisi mata uang antara praktisi dengan akademisi saling mendukung,” jelasnya. (*/naf/riz)