RADAR JOGJA – Para pedagang yang tergabung dalam Forum Peduli Pasar Muntilan (FPPM) menggelar aksi di depan Pasar Muntilan, Jumat (1/11). Mereka merasa penataan yang dilakukan selama ini banyak merugikan pedagang.
Maryani, 49, seorang pedagang meminta penempatan Pasar Muntilan ditata ulang. “Saya minta keadilan. Saya punya kios dekat pintu masuk dan keluar. Blok A1. Sekarang dapat di dalam menghadap los daging dan ketutup tembok. Tidak kelihatan dari utara, selatan, timur, barat,” jelasnya saat berorasi dalam aksi itu.
Selain itu ada pula Fitria, 54, yang tidak terima kiosnya ditempatkan di pojok dekat parutan kelapa. “Memang berkaitan dengan air. Tapi ada kios yang tidak membutuhkan air. Sedangkan kios saya dikasih pojok dekat parutan kelapa, tidak terlihat dari depan sini dan sana,” jelasnya.
Penjaja jasa salon ini merasa diperlakukan tidak adil dengan penempatan ini. “Saya beli mahal Rp 125 juta. Kok saya sekarang dibuang di belakang sana,” ungkap Fitria.
Anang Imamuddin, salah satu elemen masyarakat dalam forum ini menjelaskan, pihaknya memantau dari awal proses pembangunan pasar. “Ini proyek yang sangat dipaksakan. Sebenarnya tidak menginginkan pasar baru. Ini pemerintah yang menginginkan,” jelasnya.
Kini saat pasar berhasil dibangun, pedagang diminta membayar tebusan yang dinilai cukup mahal. Padahal mereka telah merugi saat berada di penampungan. “Modalnya habis utang habis lagi. Minta pindah lagi disuruh nebus,” katanya.
Audiensi telah dilakukan bekali-kali oleh para pedagang dan pemerintah. “Tapi tidak ada solusi dan selalu berkelit. Justru kami yang memberikan kritik ini dicap tukang ruwet dan tukang kisruh,” ujarnya.
Selain minta ditata ulang, pihaknya juga menuntut agar harga tebusan diturunkan. “Karena dibangun dengan APBD, jangan mengambil profit dengan tebusan mahal. Cukup daftar ulang dengan harga sewajarnya Rp 3 juta-Rp 5 juta,” tandasnya. (asa/laz)