RADAR JOGJA – Memasuki era digital, mahasiswa saat ini dituntut memiliki ide kreatif dalam menciptakan sesuatu yang bermanfaat. Tidak hanya untuk dirinya sendiri melainkan juga masyarakat sekitar.
Berangkat dari situ, Prodi Ilmu Pemerintahan (IP) Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (UMY) membekali mahasiswanya dengan pelatihan soft skill Sociopreneurship yang digelar di AMC Convention Hall, lantai 3, Rabu (30/10).
“Pelatihan ini merupakan program soft skill baru dari Lab IP UMY tahun ini,” ujar Ketua Pelaksana Pelatihan Soft Skill Sociopreneurship Ricki Fernando.
Nando, sapaannya, mengatakan, kegiatan ini diikuti 246 Mahasiswa IP UMY angkatan 2017. Para mahasiswa diajarkan bagaimana berbisnis dengan kreatif yang berorientasi pada permasalahan masyarakat yang ada.
“Melihat perkembangan zaman, Sociopreneurship merupakan bisnis yang dijalankan berdasarkan misi sosial yang tujuanya dapat bermanfaat untuk lingkungan di sekitar bukan diri sendiri,” katanya.
Sekretaris Prodi IP UMY Muhammad Eko Atmojo mengatakan, soft skill yang diajarkan dalam pelatihan ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa nanti. Saat ini ijazah tidaklah dinilai mutlak menentukan kesuksesan, justru skill yang dibutuhkan saat ini.
“Untuk itu mereka perlu mengembangkan skill untuk memenuhi tuntutan era masa kini,” tegas Eko.
Dalam pelaksanaannya kegiatan ini, Lab IP UMY menghadirkan CEO sekaligus founder Inisago Rosalina Omega sebagai pembicara. Insago merupakan agensi digital marketing yang bergerak di bidang bisnis kreatif saat ini.
Rosalina memaparkan, sociopreneur merupakan pelaku bisnis yang tidak money oriented, tetapi fokus pengabdian (sosial) dan membuat perubahan baik di masyarakat. Dia mencontohkan dua bisnis yang berangkat dari masalah sosial. Seperti perusahaan Tom Shoes, yang mengawali bisnisnya dari keprihatinan founder melihat keadaan anak-anak di Afrika yang berjalan tanpa alas kaki.
Selain itu ada kitabisa.com yang digunakan untuk membantu orang. Bisnis tersebut bergerak tidak hanya telah mengubah dunia, tetapi telah mengubah hidup orang di sekitarnya.
Dalam penjelasannya, Rosalina mengatakan untuk mencapai titik tersebut perlu sebuah ide yang bagus, untuk itu dia mengajak mahasiswa untuk keluar dari zona nyaman. (*/mg1/ila)