RADAR JOGJA – Kisah perjuangan Tentara Pelajar di Purworejo melawan penjajah Belanda pada 1949 menjadi perhatian Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Secara khusus, dia meminta agar peringatan Hari Pahlawan tingkat Jawa Tengah setiap 10 November dipusatkan di Makam Tentara Pelajar di Desa Wareng, Kecamatan Butuh, Purworejo.
“Ada cerita legendanya. Para pelajar ini berjuang di tahun 1949 saat ada Agresi Militer Belanda kedua,” kata Ganjar usai tabur bunga dalam rangkaian upacara Hari Pahlawan tingkat Jawa Tengah 2019 di Makam Tentara Pelajar Purworejo, Minggu (10/11).
Perjuangan para pelajar itu berjuang mempertahankan jembatan yang ada di kawasan tersebut dari agresi Belanda. Belanda berusaha menghancurkan jembatan itu karena menjadi akses mobilitas masyarakat sehingga berpotensi mengganggu Belanda.
“Di tengah upaya pengamanan jembatan itu, ternyata ada Tentara Pelajar yang gugur dan dimakamkan di tempat ini,” imbuh Ganjar.
Di kompleks makam tersebut, terdapat empat makam anggota Tentara Pelajar. Selain itu, terdapat dua makam pembantu dari para Tentara Pelajar tersebut.
Satu cerita menarik lain yang diingat Ganjar adalah keberadaan salah satu makam Tentara Pelajar di sana. Ada satu makam yang hanya ”mau” ditaburi bunga warna putih.
Ganjar mengaku memilih menjadi inspektur upacara (irup) peringatan Hari Pahlawan tingkat Jawa Tengah di Purworejo. Dia memilih Purworejo dari empat alternatif lokasi upacara yang diajukan Dinas Sosial Jawa Tengah.
“Pahlawan Tentara Pelajar itu tingkat popularitasnya masih belum terdengar, maka saya memilih ke sini,” jelasnya.
Dia merasa perlu ikut mengangkat popularitas makam para pejuang Tentara Pelajar. Selain itu, langkah ini sebagai bentuk penghargaan terhadap anak-anak muda yang gugur demi mempertahankan negara.
“Dalam kesepatan ini, saya juga mengajak seluruh masyarakat untuk menghormati pahlawan siapapun dia, karena mereka telah berjuang untuk Republik ini,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Desa Wareng, Kecamatan Butuh, Purworejo, Nur Rahman, mengaku bangga desanya dijadikan pusat peringatan Hari Pahlawan tingkat Jawa Tengah.
Secara kebetulan, ujarnya, ada tempat cukup luas untuk lokasi upacara. Lokasi itu tidak terlalu jauh dari lokasi makam Tentara Pelajar.
“Di lokasi ada enam orang yang dimakamkan. Empat makam merupakan Tentara Pelajar dan dua lainnya pembantu para Tentara Pelajar itu,” jelas Nur.
Keberadaan makam itu berada di atas lahan milik pribadi. Pemilik sudah memberikan lampu hijau agar makam dirawat. Renovasi dilakukan 2018.
“Dibandingkan sebelumnya, sekarang sudah lebih baik. Ada sebentuk pendapa dan makam ditempatkan secara terpisah. Jadi, kalau ada kegiatan di sini, sudah bisa lebih leluasa,” imbuh Nur.
Terkait salah satu makam yang hanya ”mau” ditaburi bunga warna putih, Nur menjelaskan, hal itu terjadi karena ada seseorang yang sempat kesurupan setelah melakukan tabur bunga di tempat tersebut.
Orang tersebut menyampaikan pesan jika salah satu makam harus ditaburi satu warna bunga saja. (udi/amd)