RADAR JOGJA – Sekitar 748 juta barel minyak dan 7,2 miliar kubik gas diproduksi di Indonesia setiap harinya. Namun jumlah tersebut lima persen lebih rendah dibanding angka produksi tahun lalu. Hal tersebut dijelaskan Kepala SKK Migas Dwi Soetjipto saat membuka Joint Convention Jogjakarta di Hotel Tentrem, Selasa (26/11). Sebuah event gabungan antara Ikatan Ahli Geologi Indonesia (IAGI), Himpunan Ahli Geofisika Indonesia (HAGI), Ikatan Ahli Teknik Perminyakan Indonesia (IATMI), dan Ikatan Ahli Fasilitas Produksi Migas Indonesia (IAFMI).
“Karena itu Indonesia perlu rencana jangka panjang dan bagaimana kita bersikap ke depannya terhadap kondisi tersebut,” ujarnya.
Menurutnya, setidaknya ada empat hal yang menjadi rencana jangka panjang utama saat ini. Yakni dengan menjaga tingkat produksi, mengubah resources menjadi reserves, EOR (Enhanced Oil Recovery) dan eksplorasi yang masif.
Dalam menjaga produksi, Dwi menyebutkan pentingnya manajemen reservoir. Untuk membantu tingkat produksi yang lebih stabil. Apalagi didukung dengan pengaktifan kembali sumur dan lapangan yang akan mati, inovasi dan teknologi terbaru, dan percepatan perpanjangan blok.
Sedangkan untuk menekan natural decline rate, dapat dengan mempercepat perubahan status resources menjadi reserves.
“Di sini kami akan bersama-sama membahas tentang bagaimana memaksimalkan sumberdaya yang belum dikembangkan,” katanya.
Salah satu langkah lainnya, lanjut Dwi, yakni eksplorasi yang merupakan strategi jangka paling panjang. Dengan penemuan-penemuan eksplorasi saat ini, hasilnya dapat dinikmati beberapa tahun ke depan. Dia menyebutkan, Indonesia memiliki puluhan bahkan ratusan cekungan migas. Namun baru sedikit sekali cekungan yang sudah mampu memproduksi migas, tidak lebih dari seperlimanya.
“Masih sangat banyak cekungan yang perlu dilakukan eksplorasi dan juga dikembangkan,” ujarnya.
Dwi menambahkan, dalam dua tahun ini, SKK Migas telah mengumpulkan para ahli di dunia migas untuk mendiskusikan berbagai macam subsurface dan teknologi dalam acara G&G Days 2019 dan Technology Days 2019. “Dari hasil acara tersebut, kita telah memfokuskan potensi eksplorasi di 10 titik utama di Indonesia yang membentang dari barat ke timur. Dengan data yang telah mumpuni, diharapkan daerah-daerah tersebut dapat memunculkan Giant Discoveries di Indonesia,” paparnya. (sky/tif)