RADAR JOGJA – Malam puncak orkestra Rhapsody of the Archipelago: Gamelan 4.0 (Roar Gama 4.0) berlangsung meriah di Lapangan GSP UGM, Sabtu (30/11).

Pagelaran musik gamelan yang diinisiasi oleh Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIPOL) dan Fakultas Ilmu Budaya (FIB) Universitas Gadjah Mada (UGM) ini dikemas dalam sebuah repertoar yang berdurasi 2,5 jam non-stop yang berkolaborasi dengan musik zaman now.

Dalam panggung megah Roar Gama 4.0 hadir para artis dan musisi ternama seperti Letto, Tashoora, FSTVLST, Mantra Vultura, OM New Palapa feat. Brodin. Pagelaran ini juga melibatkan sekitar 100 penari dan 100 penari.

“Melalui gelaran ini kami mencoba kembali mendekatkan dan mengemas gamelan sehingga akrab dan dekat dengan cita rasa anak muda,” jelas Ishari Sahida atau akrab dipanggil sebagai Ari Wulu, penghulu komunitas Gayam16.

Gayam16 merupakan entitas kreatif yang bersetia “menghidupkan” gamelan, termasuk menggelar event tahunan berskala internasional: Yogyakarta Gamelan Festival (YGF).

Malam itu musisi dan band tampil dengan diiringi gamelan. Begitu juga Letto, yang selama ini dikenal dengan band pop berhasil memukau penonton Roar Gama 4.0 ketika musik modern yang mereka bawakan berpadu dengan gamelan.

“Kami sangat senang dan antusias sekali tampil menghibur penonton dengan aransemen musik yang berbeda yaitu berkolaborasi dengan gamelan. Pagelaran ini memberi kesempatan untuk menunjukkan bahwa gamelan merupakan spirit zaman yang terus bergerak dalam harmoni,” ujar Sabrang atau akrab dipanggil sebagai Noe Letto di sela penampilannya malam itu.

Grup band Letto membawakan lima lagu andalannya seperti Sandaran Hati, Sebelum Cahaya, Ruang Rindu, Sampai Nanti Sampai Mati, dan Permintaan Hati. Riuh tepuk tangan penonton mengiringi mereka selama di atas panggung.

Di sela lagu Sebelum Cahaya, Noe Letto juga sempat menyanyikan satu bait tembang jawa dengan irama yang sangat pas dipadukan dengan musik gamelan.

Menurut Dekan Fisipol UGM Erwan Agus Purwanto, Roar Gama bukan sekedar konser musik biasa.

“Ini merupakan Statemen Politik Kebudayaan Nusantara bahwa potensi kreatif berbasis lokal bisa memberi sumbangan berharga bagi peradaban musikal dan elegan kreatif global,” paparnya.

Menteri Sekretaris Negara Pratikno yang hadir dalam kesempatan tersebut menyampaikan apresiasinya untuk pagelaran Roar Gama 4.0. Menurutnya acara ini menjadi kegiatan untuk mengawal kekayaan budaya Indonesia agar di kenal oleh dunia.

“Indonesia punya kekayaan budaya luar biasa lalu bagaimana bisa disumbangkan untuk dunia, salah satunya dengan kegiatan seperti ini. Ke depan musik dunia semakin berkembang, kita tidak boleh menutup diri sehingga kita harus menampilkan apa yang kita punya, contohnya musik-musik daerah seperti gamelan ini,” jelas mantan Rektor UGM tersebut.

Meskipun gerimis menyertai pertunjukan malam itu, ribuan penonton tetap semangat menyaksikan para musisi tampil di atas panggung. (ita/riz)